• Beranda
  • Berita
  • Desa Rantih; bentang alam hutan tropis Sawahlunto

Desa Rantih; bentang alam hutan tropis Sawahlunto

17 September 2015 09:31 WIB
Desa Rantih; bentang alam hutan tropis Sawahlunto
ilustrasi - Paralayang di kawasan wisata Sawahlunto, Sumatera Barat. (FOTO ANTARA/Ismar Patrizki)
Hijau yang menenangkan. Begitu gambaran awal saat memasuki Desa wisata Rantih di Sawahlunto.

Suasana khas hutan tropis yang sejuk dengan alur sungai nan kemilau serta keragaman hayati begitu melekat di Rantih, yang letaknya di  Kenagarian Sijantang, Kecamatan Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, 95 kilometer dari Kota Padang.

Menuju Desa Rantih dapat menggunakan angkutan umum selama 30 menit dari pusat kota, dengan akses jalan yang memadai dan bisa ditempuh kendaraan roda empat dan roda dua hingga pos pemberhentian pertama.

Tiba di pos pemberhentian pertama pengunjung akan disuguhi pemandangan aliran sungai Batang Rantih dengan hamparan sawah cukup luas khas pedesaan yang saat ini sudah jarang dijumpai.

Koordinator pengelola objek wisata Budiman mengatakan pengunjung dapat memarkir kendaraan sembari beristirahat sejenak menikmati lahan persawahan masyarakat serta gemericik aliran sungai Batang Rantih.

"Warga desa yang ramah senantiasa akan menyambut pengunjung sehingga tidak perlu ragu dan sungkan," ujar dia.

Pengelola Kawasan Desa Wisata Rantih, Ardi menuturkan pihaknya menyediakan fasilitas berupa akomodasi dan konsumsi bagi para pengunjung yang ingin menikmati suasana malam di kawasan wisata tersebut.

Ada empat rumah pondok yang dapat dijadikan sebagai tempat bermalam bagi wisatawan yang ingin menginap disini. Kami juga menyediakan konsumsi. Semua fasilitas tersebut dapat diperoleh dengan mengeluarkan biaya yang relatif murah, " terangnya.

Ardi mengatakan, sisi lain yang menjadi daya tarik dari Desa Wisata Rantih adalah beberapa titik air terjun yang menyajikan pemandangan alam masih alami.

"Dari kelima titik air terjun yang terdapat di Kawasan Desa Wisata Rantih ini, air terjun Sungai Bikan merupakan primadona. Selain tinggi air terjun ini juga memiliki kolam yang memungkinkan para wisatawan dapat berenang dan menikmati segarnya air Sungai Bikan," tuturnya.

Untuk mencapai lokasi air terjun tersebut, pengunjung menempuh perjalanan dengan berjalan kaki atau mengendarai sepeda motor hingga lokasi outbond dan rumah pondok dengan lama perjalanan sekitar 10 hingga 15 menit, selanjutnya perjalanan akan dilanjutkan dengan berjalan kaki dan bisa ditemani seorang pemandu wisata bagi yang belum mengetahui rutenya.

"Jarak dari lokasi rumah pondok ke lokasi air terjun tidak begitu jauh, hanya membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit dengan berjalan kaki," kata dia.

Oleh Ikhwan Wahyudi dan Rully Firmansyah
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015