"Hingga 15 September 2015, luas kebakaran hutan di Jabar telah mencapai 829,1 hektare . Kebakaran hutan paling parah terjadi di kawasan Cikepuh seluas 334,7 hektare, kemudian disusul Papandayan 328 hektare," kata Budi.
Luas lahan yang terbakar itu belum termasuk kebakaran hutan yang terjadi di Gunung Ciremai di perbatasan Kabupaten Kuningan dan Cirebon pada Agustus 2015.
Ia menyebutkan kebakaran hutan di Jawa Barat pada 2015 telah terjadi sebanyak 37 kali. Selain Cikepuh, Dishut Jabar mencatat kawasan Kamojang dan Gunung Guntur juga mengalami hal serupa di mana sebanyak 138,9 hektarenya dilumat api.
Kemudian di Gunung Papandayan 328,5 hektare, Gunung Burangrang seluas 8 hektare, Kareumbi seluas 10,5 hektare serta kawasan Bojong Larang Jayanti seluas 8,5 hektare.
"Intensitas kebakarannya sendiri berbeda-beda setiap kawasan tersebut, tapi meski demikian kita tidak boleh acuh terhadap hutan yang kebakarannya masuk skala kecil," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan selain pemerintah, BPBD serta Perhutani setempat, warga yang tinggal di sekitar kawasan kebakaran hutan pun harus ikut waspada.
"Yang jelas seluruh elemen di masyarakat sudah harus waspada kebakaran hutan. Kami minta masyarakat mencegah aktivitas yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, potensi siaga asap di Jawa Barat masih sangat jauh dari yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan.
"Untuk siaga asap memang belum, tapi bila tidak segera ditangani kebakaran yang terjadi di beberapa titik Jawa Barat ini berpotensi mengalami hal serupa dengan Sumatera dan Kalimantan," katanya.
Pewarta: Syarief Abdullah
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015