"Dengan kekurangan dokter hewan di Jambi tentu saja membuat pemeriksaan hewan ternak untuk Hari Raya Kurban nanti menjadi tidak dijangkau semua," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Peternakan Provinsi Jambi, Juli Supriono di Jambi, Minggu.
Dia mengatakan hingga saat ini baru ada sebanyak 48 dokter hewan yang tersebar di Jambi padahal idealnya untuk satu kecamatan itu harus ada satu dokter hewan.
"Jumlah ini tidak sebanding dengan jumlah kecamatan di Jambi, baru ada 48 dokter hewan, sementara kecamatan di Jambi jumlahnya ratusan lebih," katanya.
Supriyono mengungkapkan saat ini universitas yang mampu menelurkan dokter hewan tersebut hanya beberapa saja antara lain Udayana di Bali, UGM dan IPB.
Sementara itu, salah satu dokter hewan di Jambi, drh Fajri menjelaskan, ada beberapa indikasi kesehatan hewan ternak itu menjadi perhatian masyarakat khususnya penyakit dalam seperti cacing hati yang kerap ditemukan ketika sapi atau hewan ternak disembelih.
"Karena kurangnya tenaga di lapangan tentu seluruh proses penyembelihan di tengah masyarakat belum tersentuh pemahaman. Jika ditemukan cacing pada hati sapi, itu harus dibuang dan dibersihkan. Tapi dagingnya tetap boleh dimakan," kata Fajri.
Masyarakat juga perlu pintar memilih hewan qurban sebelum membelinya karena hal itu juga sudah diatur dalam agama Islam agar penyembelihan hewan kurban tersebut sah, katanya.
"Setelah melalui pemeriksaan, biasanya hewan yang sudah kita periksa dan kesehatannya baik, akan diberi label atau tanda," kata Fajri menambahkan.
Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015