Mortir sepanjang 25 cm itu ditemukan Eko Santoso (35), Kamis malam (24/9), saat sedang mengawasi pembangunan jalan di lokasi mortir ditemukan.
"Pada saat yang bersangkutan melakukan pengawasan pengerjaan proyek tiba-tiba menemukan bahan peledak tersebut dan segera melaporkannya kepada petugas setempat," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Riau, AKBP Guntur Tejo, di Pekanbaru, Jumat.
Ia menjelaskan saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Tim Penjinak Bom Satuan Brigade Mobil Polda Riau guna mengetahui asal mortir itu.
"Selain itu, kami juga masih menyelidiki apa mortir itu masih aktif atau tidak," ujarnya.
Penemuan bahan peledak di Riau sebelumnya pernah terjadi di Kota Dumai pada Juni 2015 dimana seorang warga menemukan granat ditumpukan sampah.
Kronologi penemuan granat itu berawal saat seorang pemulung mencari barang bekas di sekitar Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Mekar Sari, Kecamatan Dumai Selatan.
Saat sedang mencari barang bekas, pemulung tersebut kemudian menemukan sebuah benda mencurigakan yang tersimpan didalam sebuah kantong plastik hitam putih serta sobekan kain.
Selanjutnya, jelas Tejo, pada saat bersamaan seorang anggota Polsek Dumai Timur, Bripka Andri Saputra sedang melintasi jalan tersebut.
"Mendapati ada anggota yang melintas, penemu Granat lalu memanggil anggota dan melaporkan temuannya," jelasnya.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, didapati bahwa benda yang tersimpan dalam kantong plastik itu adalah granat aktif "tipe nanas".
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015