Jakarta (ANTARA News) - Kesan museum yang kumuh, suram, dan kelam adalah contoh buruknya pengelolaan museum yang berimbas pada sepi minat masyarakat, kata pengamat seni dan budaya, Nunus Supardi.
"Jangan sampai gedung museum kusam, buat menjadi bagus," kata dia dalam diskusi "Museum Basoeki Abdullah di Tengah Permuseuman Indonesia", di Museum Nasional, Jakarta, Senin.
Pengelola museum harus bisa merawat gedung, memoles eksterior dan interior museum serta menyediakan koleksi yang lengkap untuk menarik pengunjung.
Yang tak kalah penting kepiawaian menata koleksi di ruang pamer serta mempekerjakan pemandu dan petugas necis dan gesit untuk mewakili citra positif museum. "Bila semua terpenuhi, pengunjung akan betah," kata Nunus.
Pengamat seni, Debra H Yatim, menambahkan, kondisi museum yang kurang terawat membuat dia kalah dari tempat-tempat lain.
Pameran-pameran seni rupa, misalnya, yang sepantasnya bertempat di museum justru berpindah tempat lain seperti hotel atau mal.
"Apa yang membuat tempat lain lebih baik? Karena cahayanya terang, tempatnya wangi, petugasnya enak dipandang, itu 'gosokan', itu promosi," papar dia.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015