"Kasusnya diambil alih Polda Kepri dipimpin langsung Direktur Reserse Kriminal Umum," kata Kapolda Kepri Brigadir Jenderal Polisi Arman Depari saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Arman mengatakan penyidik kepolisian masih bekerja keras mengumpulkan alat bukti di lapangan dan memeriksa sejumlah saksi termasuk penyelidikan investigasi secara ilmiah guna mengungkap kasus pembunuhan sadis itu.
Arman mengakui proses penyelidikan kasus pembunuhan itu sudah mengalami kemajuan namun belum dapat disampaikan karena masuk materi penyidikan.
"Setiap hari saya meminta progres penyelidikan dan dua atau tiga hari sekali asistensi perkembangannya," ujar mantan Direktur IV Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri itu.
Arman mengungkapkan ciri pembunuhan berantai itu memiliki kesamaan berdasarkan tanda luka sayatan pada leher dan ketiga korban merupakan wanita muda, namun tidak ada barang berharga yang hilang.
"Ini bukan pembunuhan biasa dilihat korbannya merupakan wanita muda dan tanda luka pada leher korban," ujar Arman seraya menambahkan pelaku diduga memiliki tingkat keberanian yang tinggi berdasarkan luka sayatan pada leher korban.
Selain itu, Arman juga menyebutkan penyidik kepolisian memiliki keterbatasan dalam pengungkapan kasus itu karena tidak menemukan sidik jari pelaku di sekitar lokasi kejadian.
Terkait dengan strategi pengamanan di wilayah hukum Polda Kepri, Arman menegaskan pihaknya telah menerapkan pola pengamanan yang maksimal melalui tindakan preventif maupun preemtif seperti patroli dan penyebaran anggota kepolisian di lokasi tertentu.
Sebelumnya siswi SMA Negeri I Batam Dian Milenia Afieta (15) ditemukan tewas di Kawasan Hutam Dam Seiladi, Minggu (27/9) pagi.
Dian diduga menjadi korban pembunuhan karena ditemukan sejumlah luka tusukan senjata tajam pada tubuh korban.
Kasus pembunuhan juga menimpa seorang karyawati salah satu pusat perbelanjaan di Batam yang ditemukan tewas dengan luka sayatan benda tajam pada bagian leher di sekitar Jalan Utama Sekupang.
Seorang wanita yang baru menikah asal Bengkong Batam juga menjadi korban pembunuhan dengan ciri luka hampir mirip dari korban sebelumnya.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015