Jakarta (ANTARA News) - Pengembangan industri pengolahan kopi di dalam negeri masih mempunyai prospek yang sangat baik, kata Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto.Industri kita baru mampu menyerap sekitar 35 persen produksi kopi dalam negeri dan sisanya sebesar 65 persen masih diekspor dalam bentuk biji. Artinya, peluang pengembangannya masih terbuka lebar,"
Pasalnya konsumsi kopi masyarakat Indoneisa rata-rata baru mencapai 1,1 kg perkapita per tahun, jauh dibawah negara – negara pengimpor kopi seperti USA 4,3 kg, Jepang 3,4 kg, Austria 7,6 kg, Belgia 8,0 kg, Norwegia 10,6 Kg dan Finlandia 11,4 Kg perkapita per tahun.
"Industri kita baru mampu menyerap sekitar 35 persen produksi kopi dalam negeri dan sisanya sebesar 65 persen masih diekspor dalam bentuk biji. Artinya, peluang pengembangannya masih terbuka lebar," kata Panggah Susanto di Jakarta, Kamis.
Ke depannya, diharapkan industri pengolahan kopi dapat melakukan diversifikasi produk kopi tidak hanya sebagai minuman tetapi dikembangkan dalam berbagai jenis produk lainnya seperti kosmetik, farmasi dan essen makanan.
Indonesia adalah negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam dengan produksi pada tahun 2014 sebesar 685 ribu ton atau 8,9 persen dari produksi kopi dunia dengan komposisi 76,7 persen merupakan kopi jenis robusta dan 23,3 persen merupakan jenis arabika.
Ekspor produk kopi olahan tahun 2014 mencapai 332,24 juta dollar AS atau meningkat 9,9 persen dari 2013 yang mencapai 302,12 juta dollar AS.
Ekspor produk kopi olahan didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan ekspor seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, RRC, dan Uni Emirat Arab.
Pada 2014 nilai impor produk kopi olahan mencapai 102,71 juta dollar AS atau naik 0,18 persen dari 2013 dengan nilai impor sebesar 102,52 juta dollar AS.
Neraca perdagangan produk kopi olahan (ekspor dikurang impor) masih mengalami surplus sebesar 229,52 juta dollar AS.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015