"Gelombang tinggi mencapai tiga meter membuat kapal-kapal yang disandar di pinggir pantai saling beradu hingga pecah," kata David, nelayan setempat di Pantai Pasar Bengkulu, Minggu.
Ia mengatakan gelombang tinggi yang terjadi pada Sabtu (3/10) malam membuat perahu saling hantam.
Akibatnya, tiga unit perahu hingga pecah dan belasan lainnya mengalami rusak pada bagian cadik atau kayu pada dua sisi kapal yang berfungsi sebagai penyeimbang.
Kondisi tersebut membuat nelayan tidak bisa melaut. Biasanya para nelayan tradisional berangkat melaut pada pukul 02.00 WIB dini hari dan kembali ke daratan pada pukul 09.00 WIB.
David mengatakan selain mengalami kerugian akibat kapal yang rusak, nelayan juga merugi karena kehilangan pendapatan.
"Nelayan pemilik kapal sedang berupaya memperbaiki kerusakan dan sebagian dibiarkan karena tidak ada modal," katanya.
Data prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu merilis tinggi gelombang perairan Bengkulu pada Minggu (4/10) maksimum dua hingga tiga meter.
"Nelayan diimbau mewaspadai gelombang tinggi hingga tiga meter di perairan Bengkulu, Pulau Enggano, dan Samudera Hindia Barat Bengkulu," kata Kepala Seksi Informasi BMKG, Sudiyanto.
Ia mengatakan tinggi gelombang hingga tiga meter cukup berbahaya bagi perahu nelayan tradisional di wilayah Bengkulu.
Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015