"Pengawasan dilakukan karena anjing menjadi salah satu hewan penular rabies atau yang sering disebut penyakit anjing gila," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah Agus Wariyanto di Semarang, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa Provinsi Jateng berada di peringkat kedua setelah Provinsi DKI Jakarta sebagai daerah pengkonsumsi daging anjing terbanyak dengan perkiraan konsumsi harian anjing potong berkisar 223 ekor per hari.
Dari 35 kabupaten/kota di Jateng, Kota Surakarta menjadi daerah pengkonsumsi daging anjing terbanyak dengan 63 ekor per hari, yang disusul Kabupaten Klaten dengan 25 ekor per hari, dan Kota Semarang serta Kabupaten Semarang masing-masing dengan 22 ekor per hari.
"Selain anjing, terdapat juga kucing dan kera yang dapat menularkan penyakit rabies, meskipun hampir 98 persen penyakit ini ditularkan melalui anjing sehingga perlu adanya pengawasan agar tidak menular kepada hewan lain atau manusia," ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa Pemprov Jateng selalu siap siaga dalam menghadapi ancaman munculnya penyakit rabies dari daerah luar.
"Sebagai upaya antisipasi penyebaran penyakit rabies di Jateng, kami mempunyai laboratorium tipe B di Kota Semarang, Surakarta, dan Purwokerto yang terus melakukan pengujian rutin atas munculnya penyakit tersebut," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga melakukan vaksinasi di daerah yang berbatasan dengan daerah yang belum bebas rabies seperti di perbatasan dengan Provinsi Jawa Barat yaitu di Brebes dan Cilacap.
"Hal ini untuk tetap menjaga agar Jateng selalu bebas dari penyakit rabies," katanya.
Agus mengimbau masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam melakukan pengawasan peredaran daging anjing sebagai antisipasi penyakit rabies, apalagi animo masyarakat dalam mengonsumsi daging anjing sebagai gaya hidup dan menjadikannya sebagai aneka macam masakan kuliner cenderung meningkat.
Pewarta: Wisnu Adhi N.
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015