"Tiga tahun lagi Bali akan menjadi pulau dengan mayoritas energi bersih," kata Menteri ESDM Sudirman Said usai menandatangani nota kesepahaman dengan Asian Development Bank di Jakarta, Kamis.
Alasan Pulau Bali menjadi proyek utama adalah wilayah pulau yang dirasa cukup luas untuk membangun pusat teknologi energi bersih.
Selain itu, Bali merupakan pulau yang paling banyak dikunjungi oleh turis asing, sehingga bisa dijadikan percontohan bagi negara lain.
"Ya, tiga tahun ke depan Bali harus menjadi provinsi pertama yang mampu memproduksi energi bersih minim emisi serta polusi," katanya.
Pada daerah lain, proyek energi bersih akan dimaksimalkan di Indonesia bagian timur, agar menghasilkan intensif yang bagus karena ketersedian lahan.
"Kenapa Indonesia timur? karena yang terpenting adalah mengintroduksi atau memperkenalkan bahan bakar gas kepada masyarakat Indonesia timur, agar distribusi gas lebih merata," kata Sudirman.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan Asian Development Bank (ADB) terkait pengembangan pusat riset dan teknologi energi bersih di Indonesia.
"Ini upaya untuk mencapai target penggunaan energi terbarukan hingga 25 persen untuk tahun 2025," kata Menteri ESDM Sudirman Said.
Bentuk kerja sama tersebut adalah berupa pinjaman uang hingga 6 miliar dolar Amerika dan juga hibah yang dananya tidak disebutkan secara rinci.
Pinjaman ini tidak akan dilaksanakan sekali waktu, namun dalam jangka waktu empat tahun dengan jenis medium term.
"Harapan kami bisa menjadi pemicu masuknya investor dari luar negeri untuk mendukung teknologi energi bersih," katanya.
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015