"Kami sudah menyusun kurikulum pendidikan SMKPP berdasarkan agrosistem yang berkembang di daerah tersebut untuk mempermudah akses lulusan terhadap dunia usaha terutama bidang pertanian," kata Dadih Permana saat mengunjungi SMKPP Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB, Jumat.
Menurut dia, kurikulum pendidikan yang dirancang untuk SMKPP tidak hanya semata-mata menyampaikan ilmu, tetapi juga menggali minat dan bakat para siswa serta menjembatani peserta didik dengan dunia usaha bidang pertanian, peternakan dan perikanan.
Terlebih saat ini ada program untuk menumbuhkembangkan wirausaha muda di bidang pertanian.
Mantan Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB ini, menambahkan SMKPP memang dihajatkan untuk menghasilkan sumber daya penyuluh terampil dan ahli dalam bidang pertanian, peternakan dan perikanan.
"Tapi mereka harus didorong juga agar langsung bisa terakses oleh dunia usaha dan dunia industri, sehingga nantinya menjadi wira usaha yang sukses," ujarnya.
Kementerian Pertanian, kata dia, telah mengeluarkan anggaran untuk bidang pendidikan melalui dana APBN. Ada juga dana dari dunia usaha dan dunia industri, seperti program "corporate social responsibility" (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan.
Dengan mengalokasikan anggaran untuk pendidikan diharapkan bisa mengubah anggapan masyarakat bahwa sekolah pertanian itu tidak menguntungkan, tapi justru sangat menguntungkan, baik terjun langsung ke sektor pertanian, maupun menjadi seorang wira usaha di bidang pemasaran hasil pertanian, perikanan dan peternakan.
"Pola pikir masyarakat saat ini masih instan, lulus sekolah mau jadi pegawai, tidak mau berproses. Padahal, kalau dunia pertanian digeluti bisa juga jadi orang sukses, tapi butuh proses," ujar Dadih.
Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) Pertanian, Perikanan dan Kehutanan NTB, Hj Husnanidiaty Nurdin, mengatakan para siswa SMKPP Negeri Mataram sedang diarahkan untuk memiliki mental wira usaha di bidang pertanian.
Hal itu bertujuan agar kelak lulusannya dapat mandiri dengan keahlian yang dimiliki dan dipelajari dari sekolah.
"Makanya selama sekolah itu diarahkan ke situ, di mana mereka bisa bergerak kembali lagi berusaha di bidang pertanian, perikanan, dan peternakan," ujarnya.
Pewarta: Awaludin
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015