"Dengan pariwisata, ekonomi lokal, ekonomi daerah, ekonomi di kampung ini juga bisa bergerak, karena warung makan atau warung berjalan, jualan juga handycraft (hasilkerajinan), budaya juga bisa diangkat," katanya saat meninjau kawasan Pariwisata Bahari Terpadu Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Sabtu (10/10).
Presiden juga berharap sektor pariwisata ini akan menjadi sebuah kekuatan ekonomi Indonesia ke depan, sehingga target 20 juta wisatawan per tahun yang datang ke Nusantara tidak bisa ditawar-tawar lagi.
"Saya yakin dengan melihat potensi-potensi yang ada, angka itu (20 juta wisatawan) bukan sebuah angka yang sulit," kata Presiden.
Presiden menilai kawasan Pariwisata Mandeh ini bisa dikembangkan secara baik, karena memiliki air laut yang tenang karena ditutup oleh pulau-pulau di depannya yang berhadapan dengan Samudera Hindia.
"Kalau dibanding-bandingkan ini mungkin mirip yang di Raja Ampat," kata Joko Widodo.
Presiden juga melihat potensi Kawasan Pariwisata Mandeh ini juga didukung oleh kekuatan pariwisata lainnya di wilayah Provinsi Sumatera Barat.
"Jika Mandeh dikerjakan dengan baik sebagai wisata pantai, kemudian (didukung) Sawahlunto sebagai wisata heritage, kemudian juga ada danau-danau Maninjau, Singkarak, Bukit Tinggi dengan rumah Bogonjingnya akan menjadi paket wisata. Saya kira Pak Menteri Pariwisata akan lebih mudah menjualnya," katanya.
Untuk mendukung inni, Presiden menyatakan telah memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum Basuki HadiMoeljon membangun jalan yang menghubungkan kawasan tersebut menuju ibukota Kabupaten Pesesir Selatan.
"(Pembangunan) infrastruktur sudah dimulai untuk dua tahun selesai dan nanti diiringi Pak Menteri Pariwisata untuk (menyiapkan) produknya itu tadi, sudah disiapkan tadi tahun depan. Ini sebuah kawasan yang besar yang perlu persiapan yang agak lama sampai 3-4 tahun," kata Joko Widodo.
Kawasan Pariwisata Mandeh ini memiliki panjang garis pantai 234, kilometer dan di depannya terdapat 47 pulau yang membuat pantai tersebut bagaikan danau di pinggir Samudera Hindia.
Selain memiliki kekuatan air yang tenang, juga didukung oleh hutan mangrove, keindahan bawah laut yang memesona serta adanya kapal tenggelam akibat perang dunia II, MV Boelongan Nederland.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015