"Karena sudah tidak ada lagi bayi yang diinapkan di posko evakuasi, seiring membaiknya kualitas udara Pekanbaru, maka mulai saat ini dilakukan penutupan aktifitas," ungkap Bagian Humas Pekanbaru, Mawardi, di Pekanbaru, Senin.
Namun sebut Mawardi, karena kondisi kualitas udara tidak ada yang bisa menjamin dimasa datang, sebelum titik api di Sumatera benar-benar padam. Pihaknya tetap siaga dengan membuka klinik kesehatan di lantai satu kantor Walikota Pekanbaru.
"Klinik ini akan selalu siaga dan berkoordinasi dengan semua puskesmas di Pekanbaru memantau kondisi dan laporan kesehatan bayi dan balita beberapa hari kedepan," beber Mawardi.
Tujuannya jika sewaktu-waktu udara kembali memburuk, maka klinik akan membantu pelayanan kesehatan korban dampak kabut asap berkoordinasi dengan puskesmas.
"Jika bahaya kualitas udara kembali terjadi, maka posko akan kembali dibuka," tutur Mawardi.
Dalam kondisi seperti ini menurut Mawardi Pemko masih siaga dan belum secara resmi mencabut status darurat asap di Pekanbaru. Walau dia tidak menampik untuk SK perpanjangan juga belum dilakukan.
Dia menjelaskan memang SK walikota tentang pembentukan posko evakuasi bayi hanya dibuat berlaku 10 hari. Lalu akan dievaluasi seiring kondisi kualitas udara.
Namun karena saat ini kualitas udara Pekanbaru membaik level Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) berada dilevel sedang dan kadang tidak sehat.
"Sehingga sedianya jatuh tempo pemberlakuan posko berakhir tanggal 10 Oktober kemaren, dan tidak diperpanjang. Artinya tim kini sedang menunggu hingga kondisi benar -benar normal," tandasnya.
Berbicara para petugas dokter, perawat dan petugas BPBD yang biasanya berjaga diposko evakuasi bayi otomatis terhitung hari ini sudah tidak ada lagi.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyatakan ada 90 titik panas (hotspot) yang menjadi indikasi kebakaran lahan dan hutan terdeteksi di Pulau Sumatera, Senin.
Secara umum cuaca Riau dalam kondisi berkabut asap dengan jarak pandang mencapai satu kilometer di Kota Pekanbaru. Jarak pandang cukup buruk akibat asap terjadi di Kota Dumai karena hanya mencapai 500 meter, kemudian Pelalawan 700 meter dan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu 800 meter.
Pewarta: Netty Mindrayani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015