Dua tahun setelah "Asterix and the Picts" yang mengisahkan duo Asterix dan Obelix di Skotlandia kuno, bangsa Galia kembali ke rumah mereka untuk melawan pendudukan Romawi dalam buku ke-36 dari serial populer itu.
Buku baru "Asterix and the Missing Scroll" merupakan buku kedua karya penulis Jean-Yves Ferri dan ilustrator Didier Conrad, yang meneruskan karya dari kreator aslinya Albert Uderzo dan Rene Goscinny.
"Tema sentralnya benar-benar informasi dan pengendalian informasi dan gagasan dramatis yang meliputinya," kata kartunis Conrad.
Ferri dan Conrad mengatakan beberpa karakter baru terinspirasi dari tokoh nyata seperti Jacques Seguela, publisis dan penasihat citra mantan Presiden Prancis Francois Mitterand.
"Kami berpikir tentang tokoh mana dari masa ini yang bisa menginspirasi kita, dan untuk penasihat Caesar, kami langsung berpikir Jacques Seguela," kata Ferri.
"Ini bukan tentang karikatur fisik, ini lebih ke tipe karakter... penasihat dalam bayangan," katanya.
Tokoh tambahan baru dalam "Asterix and the Missing Scroll" adalah seorang jurnalis, yang terinspirasi Julian Assange, yang kelompok anti-kerahasiaannya mempublikasikan dokumen militer dan diplomasi tahun 2010 dalam salah satu kebocoran besar informasi terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.
"Ini ide Didier yang ingin karakter secara fisik terlihat sedikit seperti Assange, meski kita tak bisa menyebut bahwa itu benar-benar dia, tapi tipe karakternya," kata Ferri.
Komik Asterix dibuat sejak 1959 dan telah terjual lebih dari 350 juta kopi di seluruh dunia. "Asterix and the Missing Scroll" akan keluar pada 22 Oktober, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters.
Penerjemah:
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015