Hal tersebut diwujudkan dalam penandatanganan kesepahaman bersama (MoU) antara Dirjen IKM Kementerian Perindustrian, produsen keramik PT Arwana Citramulia Tbk dan Pemerintah Kabupaten Rote Ndao, NTT.
"Tujuannya, kami menciptakan dapur sehat, agar gula lontar yang dihasilkan berkualitas baik, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan pasar ekspor," kata Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah di Jakarta, Kamis.
Adapun ruang lingkup kesepakatan tersebut antara lain, penyediaan dapur produksi sesuai dengan prototype yang disediakan dan peningkatan SDM pengolahan gula lontar sesuai SNI ISO 9001 Tahun 2008 tentang Manajemen Mutu.
Selain itu, peningkatan mutu gula lontar berstandar eskpor dan pemasaran gula lontar di pasar nasional dan internasional.
"Negara-negara seperti Korea, Tiongkok, Jepang dan Australia tertarik untuk mengimpor gula lontar ini. Namun, mereka akan meninjau pembuatannya seperti apa. Kalau dapurnya bersih, baru mereka mau impor," ujar Euis.
Sementara itu, Chief Operating Officer PT Arwana Citramulia Edy Suyanto mengatakan bahwa bantuan tersebut merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membantu para IKM gula lontar di NTT.
Menurut dia, perusahaan mengeluarkan anggaran sekitar Rp200 juta-Rp300 juta untuk membangun dapur sehat tersebut.
"Setelah penandatanganan MoU ini, kami akan mulai bangun dapur sehat tersebut untuk 500 IKM. Diharapkan selesai dalam waktu satu bulan," ujar Edy.
Edy menambahkan, perusahaan juga fokus membangun dapur sehat di lima kabupaten di Pulau Jawa, yakni Banjar Negara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen (Barlimascakeb), untuk melanjutkan program CSR nya.
Selanjutnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Rote Ndao Nunuhitu menyampaikan rasa terimakasihnya atas penandatanganan kesepakatan tersebut, sehingga para petani lontar dapat meningkatkan nilai tambah hasil panennya.
"Kami sangat berterimakasih, karena pohon lontar merupakan pohon kehidupan bagi masyarakat Rote Ndao yang tidak bisa ditinggalkan," ujar Nunuhitu.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015