Denpasar (ANTARA News) - Plankton beracun menjadi pembunuh ribuan ikan laut yang mati terdampar di sepanjang pantai Nyanyi hingga Selabih di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali bagian selatan, pada Rabu (31/1) planton beracun.
"Matinya ikan-ikan tersebut merupakan fenomena alam, pasca-badai elnino yang bergerak dari lautan Pasifik ke perairan Indonesia," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Bali, Ir Ida Bagus Putu Wisnawa Manuaba, kepada Wartawan di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, badai elnino sebenarnya berdampak terhadap tumbuh suburnya plankton-plankton yang disebut dengan
red tide, sehingga ikan-ikan akan mencari makan di sekitarnya.
"Namun, pasca-
red tide itu tumbuhan jenis plankton mengalami pembusukan, kemudian mengeluarkan zat beracun yang mengontaminasi air laut," jelasnya.
Wisnawa menyebutkan, dengan terkontaminasinya air laut berwarna merah ke kuning-kuningan itu, maka menyebabkan ikan-ikan yang berada di radius tersebut akan keracunan hingga akhirnya mati.
"Berdasarkan sampel ikan yang telah diuji laboratorium Balai Penelitian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan Provinsi Bali menyebutkan, ikan itu mengandung racun yang dikeluarkan oleh plankton
dino fragilata, dan kami telah melarang masyarakat mengkonsumsi ikan-ikan yang mati itu," ucapnya.
Sebaiknya bangkai ikan yang terdampar itu dikubur saja, agar tidak mencemari lingkungan, dan untuk sementara waktu masyarakat tidak mandi di pantai
sekitar matinya ribuan ikan tersebut, demikian Ida Bagus Putu Wisnawa Manuaba. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007