"Karena jarak pandang akibat kabut asap di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya tidak memungkinkan untuk pesawat mendarat, maka kita terpaksa menggunakan opsi kedua yakni memulangkan jemaah melalui jalur darat," kata Kepala Bidang Pelayanan Haji dan Umroh Kemenag Kalteng, Ubaidillah Ahmad saat dihubungi Antara di Palangka Raya Minggu.
Ia mengatakan, jemaah haji Kalteng yang tergabung dalam kelompok terbang (kolter) tiga itu diberangkatkan sekitar pukul 07.00 WIB dan diperkirakan sampai di Asrama Haji Palangka Raya sekitar pukul 12.00 WIB.
"Jika pun kedatangan 356 jemaah haji tersebut terlambat, diperkirakan tidak lebih dari pukul 13.00 WIB," tambah Ubaidillah.
Sebelumnya, seluruh jemaah haji asal Provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" terbagi dalam empat kloter berbeda yakni kloter tiga, empat, lima dan kloter enam.
"Setelah kedatangan pertama jamaah haji Kalteng yang tergabung dalam kloter tiga itu, seluruh jemaah akan tiba secara berurutan sampai Rabu nanti," kata Ubaidillah.
Kloter tiga yang tiba di Banjarmasin, Kalsel pada Minggu dini hari terdiri dari Kabupaten Barito Utara, Barito Selatan, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat dan Kabupaten Sukamara.
Pada Senin (19/10) dijadwalkan akan tiba di Banjarmasin, Kalsel sekitar pukul 01.55 WITA, kloter empat yang terdiri dari Kabupaten Kapuas, Kabupaten Katingan dan Kabupaten Murung Raya.
Kemudian pada Selasa (20/10) akan tiba di Banjarmasin Kalsel, kloter lima yakni Kabupaten Kapuas dengan perkiraan waktu tiba sekitar pukul 16.45 WITA.
Selanjutnya kedatangan kloter enam jamaah haji Kalteng dijadwalkan tiba di Banjarmasin, Kalsel pada Rabu (21/10) sekitar pukul 02.10 WITA. Penerbangan kloter terakhir asal Kalteng itu terdiri atas Kota Palangka Raya, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Barito Timur.
"Untuk perjalanan Banjarmasin-Palangka Raya kita tetap prioritaskan menggunakan pesawat, tetapi jika keadaan tidak memungkinkan kita terpaksa gunakan jalur darat. Kita tidak bisa memastikan tetapi yang pasti semua berdasarkan pertimbangan keamanan dan cuaca," kata Ubaidillah.
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015