Jakarta (ANTARA News) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar mengatakan Indeks Desa Membangun (IDM) dapat digunakan sebagai acuan untuk mengatasi kemiskinan di desa.Dengan diluncurkan IDM sebagai referensi desa membangun, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah menetapkan tiga program unggulan yaitu Jaring Komunitas Wiradesa (JKWD), Lumbung Ekonomi Desa (LED), dan Lingkar Budaya D
"Dengan diluncurkan IDM sebagai referensi desa membangun, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah menetapkan tiga program unggulan yaitu Jaring Komunitas Wiradesa (JKWD), Lumbung Ekonomi Desa (LED), dan Lingkar Budaya Desa (LBD)," ujar Marwan usai peluncuran IDM di Jakarta, Senin.
Program JKWD diarahkan untuk mengutamakan penguatan kapabilitas manusia sebagai inti pembangunan desa sehingga mereka menjadi subyek atas pilihan-pilihan yang diambil.
Sedangkan LED dirancang untuk mendorong muncul dan berkembangnya geliat ekonomi yang menempatkan rakyat sebagai pemilik dan partisipan gerakan ekonomi di desa.
Kemudian, LBD merupakan program yang bertujuan untuk mempromosikan pembangunan yang meletakkan partisipasi warga dan komunitas sebagai akar gerakan sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain.
"Program unggulan akan selalu dijadikan acuan utama dalam merumuskan kegiatan-kegiatan prioritas setiap tahun. Program unggulan itulah yang akan menghasilkan dampak terukur bagi peningkatan kemajuan dan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat desa," jelas dia.
Program unggulan tersebut, dikembangkan dengan kerangka kerja yang didasarkan pada penegasan atas lokus dimana upaya pencapaian sasaran pembangunan Desa itu ditujukan.
"Penegasan lokus dimaksudkan adalah pada 15.000 desa yang ditetapkan berdasar IDM. Di dalam lokus 15.000 desa itu terdapat 1.138 desa perbatasan, dan kesemuanya ditujukan mencapai target sesuai sasaran dalam RPJMN 2015-2019."
IDM juga bertujuan untuk memberikan perspektif yang komperhensif dalam mengatasi persoalan yang muncul di pedesaan salah satunya adalah persoalan kemiskinan yang menyebabkan masyarakat desa pindah ke kota.
Pada era 1980-an, sekitar 78 persen jumlah penduduk ada di pedesaan. Akan tetapi, saat ini jumlah penduduk kota dan desa hampir berimbang. Penduduk kota telah mencapai 49,8 persen sementara persentase penduduk desa justru mengalami penurunan menjadi hanya 50,2 persen dibandingkan pada tiga puluh lima tahun yang lalu.
Ketimpangan antara penduduk di desa dan kota, bisa dilihat dari IDM, yang mana pada 2014 persentase penduduk desa yang hidup di bawah garis kemiskinan adalah sebesar 13,8 persen, sedangkan penduduk kota berjumlah lebih kecil yaitu 8,2 persen.
Tingkat kemiskinan di desa jauh lebih dalam dan lebih parah dibandingkan di kota yakni di kota 1,25 sementara di desa jauh lebih besar yaitu mencapai 2,24.
(T.I025)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015