"Peningkatan produktivitas rata-rata 30 persen tergantung komoditasnya. Bahkan ada yang bisa meningkat dua kali lipat," kata Andi di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan info iklim dan cuaca pada awalnya belum dimanfaatkan sektor pertanian sehingga produktivitas panen masih tergolong stagnan jika dibandingkan dengan pertanian yang menggunakan info iklim-cuaca.
Andi mengatakan BMKG telah mengadakan program Sekolah Lapang Iklim (SLI) sejak 2011. Salah satu tujuannya adalah memanfaatkan info iklim-cuaca untuk meningkatkan produktivitas hasil panen di sektor pertanian.
Pada 3 Oktober, petani jagung di Tangerang, Banten, yang mengikuti SLI memanen 39,76 ton per hektar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan panen lahan yang konvensional rata-rata 32-33 ton per hektar.
Di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, petani program SLI memanen 8,46 ton padi per hektar sementara rata-rata panen lahan konvensional 5,6 -5,9 ton per hektar.
Salah satu peserta SLI dari Cirebon, Yayah, juga mengatakan mendapatkan manfaat dari pelatihan tersebut.
"Saya memiliki lahan sendiri dan sebelumnya banyak tidak tahu menentukan waktu yang pas untuk menanam. Sekarang dari lahan saya yang dulu hasilnya 4 ton sekarang sampai 8 ton," kata Yayah.
Andi mengatakan program SLI memiliki tiga tahapan. Pertama adalah pelatihan bagi pelatih dengan materi soal hubungan parameter-parameter iklim-cuaca dengan dampak budidaya tanaman.
Fase berikutnya, pelatihan ditujukan kepada penyuluh pertanian agar dapat menyampaikan materi-materi meteorologi dan klimatologi sesuai bahasa sehari-hari dari para petani. Terakhir, petani dilatih selama empat bulan agar dapat mengoptimalisasi lahannya sesuai data iklim-cuaca.
Andi mengatakan salah satunya mekanisme di dalam melaksanakan proses SLI adalah cara berkomunikasi dengan petani secara efektif atau secara sederhana.
Penyederhanaan bahasa teknis itu, kata dia, seperti informasi tentang curah hujan, arah angin, radiasi matahari, informasi cuaca, iklim dan lainnya.
Kami biasa bekerja secara teknis seperti untuk merangkum info curah hujan dengan data curah hujan sedang tinggi, sedang atau bagus dan info itu bisa digunakan untuk menentukan waktu tanam yang baik untuk suatu komoditas. Tapi dalam SLI, yang perlu disampaikan adalah hal yang lebih sederhana karena petani itu lebih ingin tahu kapan sebenarnya waktu yang pas untuk menanam," kata dia.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015