"Ternyata mereka selama ini berkomunikasi melalui online, saat ini bahkan ada 1.000 akun (komunitas diecast Indonesia) di media sosial," kata Handry Satriatama dalam jumpa pers menjelang Diecast Expo 2015, di Jakarta, Rabu.
Handry menjelaskan seribu komunitas itu terbagi berdasarkan kesukaan terhadap merek kendaraan tertentu misalnya koleksi mobil BMW atau Mercedes Benz, terbagi berdasarkan kategori kustom maupun race, serta terbagi sesuai moda transportasi seperti mobil, motor, pesawat atau kereta.
Kendati diecast berupa mainan dengan skala ukuran 1:64 sampai 1:12, namun berdasarkan data yang dikatakan Handry sebesar 60 persen pehobi adalah pria dewasa sementara sisanya adalah anak-anak dan remaja.
Kemas Julius dari Toy and Model Colector Indonesia (Tomoci) menjelaskan saat ini hampir dari seluruh kota besar di Indonesia memiliki komunitas diecast karena pengaruh media sosial.
"Perkembangan komunitas diecast di Indonesia sejak ada media sosial Friendster hingga Facebook," kata Kemas Julius. "Perkembangan menjadi sangat cepat karena adanya penyebaran foto diecast di media sosial yang membuat orang yang belum tahu menjadi suka."
Melalui media sosial juga tiap peserta komunitas bisa bertukar informasi, melakukan lelang bahkan saling bertukar koleksi sehingga sangat mudah dilakukan.
Adapun Faisal, penjual mainan diecast yang memiliki 11ribu database pelanggan online mengatakan 70 persen konsumennya merupakan pembeli baru yang mendapatkan informasi melalui media sosial.
"70 persen mendapat pelanggan baru dari situ (media sosial). Lewat online sebulan bisa laku 7ribu unit," kata Faisal penjual dan pehobi yang turut hadir dalam jumpa pers Diecast Expo ini.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015