• Beranda
  • Berita
  • Warga peduli AIDS terbentuk di 25 kelurahan Yogyakarta

Warga peduli AIDS terbentuk di 25 kelurahan Yogyakarta

24 Oktober 2015 16:58 WIB
Warga peduli AIDS terbentuk di 25 kelurahan Yogyakarta
Ilustrasi (FOTO ANTARA/Yusran Uccang)
Yogyakarta (ANTARA News) - Sebanyak 25 dari total 45 kelurahan di Kota Yogyakarta sudah memiliki kelompok warga peduli AIDS untuk meningkatkan peran masyarakat dalam mendukung upaya pencegahan penularan HIV/AIDS di kota tersebut.

"Pembentukan kelompok ini sudah dilakukan sejak 2014 di 10 kelurahan dan dilanjutkan 15 kelurahan pada 2015. Pembentukan akan diteruskan pada tahun berikutnya," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Yogyakarta Kaswanto di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, kelompok warga peduli AIDS (WPA) yang terbentuk di kelurahan berasal dari berbagai elemen masyarakat di antaranya kader PKK, Karang Taruna, tokoh agama, dan anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK).

Pembentukan kelompok WPA didasarkan pada instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 444.24/2258/SJ yang ditetapkan pada 2013.

"WPA memiliki peran untuk membantu sosialisasi di RT atau RW mengenai HIV/AIDS, seperti cara penularan dan bagaimana pencegahannya karena banyak masyarakat yang belum memahami penyakit ini," katanya.

Akibatnya, lanjut dia, banyak masyarakat yang kemudian memilih menjauhi atau mengucilkan penderita HIV/AIDS sehingga banyak penderita yang lebih memilih menutup diri.

"Masih ada stigma negatif sehingga muncul diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS," katanya.

Kaswanto menambahkan, masyarakat yang ingin melakukan konseling dan pemeriksaan secara sukarela (voluntary counselling and testing/VCT) untuk mengetahui apakah yang bersangkutan menderita HIV/AIDS bisa dilakukan do tujuh puskesmas di Kota Yogyakarta.

Ketujuh puskesmas tersebut adalah Gedongtengen, Umbulharjo I, Tegalrejo, Mergangsan, Wirobrajan, Mantrijeron dan Gondokusuman II. "VCT masuk dalam layanan komprehensif berkelanjutan (LKB)," katanya.

Sedangkan rumah sakit yang memiliki layanan serupa di antaranya adalah RS Panti Rapih, Bethesda, PKU Muhammadiyah, RS Joga dan RS Respira.

"Untuk ketersediaan antiretroviral (ARV) atau obat bagi penderita HIV/AIDS, bisa diperoleh di RS Sardjito secara gratis. Setiap penderita HIV/AIDS harus mengonsumsi obat ini secara teratur seumur hidup mereka," katanya.

Berdasarkan data KPA Kota Yogyakarta, total kasus HIV/AIDS di wilayah tersebut sejak 2004 hingga Maret 2015 mencapai 831 kasus, dengan 60 penderita meninggal dunia, 31 tidak diketahui dan 740 masih hidup.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015