Sekolah di Medan diliburkan akibat kabut asap

25 Oktober 2015 02:53 WIB
Sekolah di Medan diliburkan akibat kabut asap
Ilustrasi--Aktivis lingkungan dari Komunitas Satria Hijau membentangkan poster saat menggelar aksi menolak kabut asap di Medan, Sumatera Utara, Jumat (23/10). Dalam aksinya mereka meminta pemerintah untuk menyelesaikan bencana kabut asap dan melakukan penegakan hukum terhadap para pelaku pembakaran hutan yang menimpa sejumlah wilayah di Indonesia. (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)
Medan (ANTARA News) - Kabut asap tebal yang terjadi di Kota Medan semakin parah, sehingga seluruh sekolah mulai tingkat PAUD, SD, SMP, SMA/SMK yang ada di daerah itu terpaksa diliburkan pemerintah setempat sejak Sabtu.

Pemantauan di lapangan, Kota Medan dalam keadaan sepi pelajar, karena mereka diliburkan selama beberapa hari ini hingga kabut asap berkurang.

Hujan yang turun pada Sabtu pagi juga tidak mempengaruhi berkurangnya kabut asap. Mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB, kabut asap terus menyelimuti Kota Medan berpenduduk 2,5 juta jiwa itu.

Pada malam harinya, kabut asap tersebut juga masih kelihatan di Kota Medan.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Medan meliburkan seluruh sekolah mengingat kabut asap yang kian pekat menyelimuti Kota Medan dalam beberapa hari terakhir.

"Keputusan ini diambil untuk melindungi kesehatan para siswa dari ancaman kabut asap yang sangat mengancam kesehatan," kata Pj Wali Kota Medan, Randiman Tarigan di Medan, Jumat.

Apalagi menurut Randiman, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan telah mengarahkan kepada Dinas Pendidikan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar di daerah terkena dampak kabut asap yang membahayakan kesehatan para siswa.

Hal itu diperkuat lagi dengan Peraturan pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

"Mulai besok, Sabtu (24/10) seluruh sekolah mulai tingkap PAUD sampai SMA/SMK kita liburkan. Keputusan ini kita ambil untuk melindungi siswa dari dampak kabut asap karena kondisinya sudah di atas Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), sehingga membahayakan kesehatan," katanya.

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015