"Ini adalah kondisi paling parah yang pernah terjadi, "kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping Budi Samiaji saat dikonfirmasi di Padang, Senin.
Ia mengatakan hingga dua jam ke depan akan terus melakukan pemantauan kondisi jarak pandang yang diperkirakan ketebalan kabut asap akan semakin pekat.
"Karena angin berembus dari selatan ke tenggara menyebabkan Sumbar menerima kabut asap kiriman," katanya.
Menurutnya ketebalan kabut asap hanya akan berkurang jika pada sumber titik panas terjadi hujan.
Sementara untuk peluang hujan ia mengatakan sudah terbentuk awan di perairan Mentawai dan diperkirakan ada potensi hujan di daerah pesisir.
Sementara berdasarkan hasil pengamatan Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang pada pukul 07.00 WIB indeks partikel dalam udara mencapai 447 mikrogram atau masuk kategori berbahaya.
Berdasarkan pantauan kabut asap yang menyelimuti Kota Padang terlihat semakin pekat dibanding hari sebelumnya sehingga matahari terlihat berwarna oranye.
Di jalan raya terlihat pengendara memakai masker dan sebagian pengendara menghidupkan lampu kendaraan.
Selain pekatnya asap, aroma asap menyengat kuat di luar ruangan sehingga terasa mengganggu.
Salah seorang warga Padang Ayu mengatakan kabut asap hari ini paling pekat dibandingkan sebelumnya.
Ia berharap pemerintah segera menangani agar tidak berlarut-larut dengan mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
Sebelumnya Pemerintah Kota Padang juga mengambil kebijakan meliburkan pelajar TK dan SD pada 23 dan 24 Oktober 2015 mengantisipasi dampak kabut asap bagi pelajar.
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015