Perbaikan perpustakaan tersebut dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan Perpustakaan Nasional RI, Bill and Melinda Gates Foundation, dan Coca Cola Foundation Indonesia.
Presiden bidang Pembangunan Global dari Bill and Melinda Gates Foundation, Christopher Elias, mengatakan pembangunan perpustakaan tersebut dilakukan setelah melalui proyek pilot yang telah berjalan selama empat tahun terakhir dengan program PerpuSeru.
"Dalam kesempatan ini, kami bertemu Wapres Jusuf Kalla untuk menyampaikan kerja sama antara yayasan kami dengan Perpusnas dan Coca Cola Indonesia, dalam mengembangkan akses perpustakaan yang lebih baik di Indonesia. Wapres memberikan tanggapan yang sangat baik terhadap program berskala nasional ini," kata Christopher setelah bertemu Wapres Kalla di Kantor Wapres Jakarta, Senin.
Perbaikan dan pembangunan tersebut dilakukan di 550 perpustakaan yang tersebar di 99 kabupaten, khususnya di kawasan timur seperti Papua, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Maluku.
Yayasan sosial milik petinggi Microsoft tersebut menyumbangkan dana senilai 12 juta dolar AS atau setara dengan Rp163 miliar bagi perbaikan 550 perpustakaan yang akan dilakukan selama tiga tahun hingga 2018.
Sesuai dengan tujuan utama Bill and Melinda Gates Foundation, perbaikan fasilitas tersebut antara lain memberikan akses internet di perpustakaan yang berada di tingkat desa dan kabupaten-kota.
Kepala Perpustakaan Nasional RI Sri Sularsih mengatakan dengan bantuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat, khususnya di daerah, untuk datang ke perpustakaan.
"Program ini dapat mengoptimalkan perbaikan perpustakaan yang sebelumnya sudah dibangun dengan menggunakan anggaran pemerintah. Sehingga perpustakaan dapat berfungsi kembali menjadi pusat belajar karena akan ada banyak pelatihan yang diberikan melalui program ini," jelas Sularsih.
Sebelumnya kedua yayasan tersebut telah bekerja sama dengan Perpusnas, melalui program tanggung jawab sosial perusahaan, telah membangun 118 perpustakaan di Sumatera, Kalimantan dan Jawa sejak 2011.
Program yang disebut Perpuseru tersebut dinilai telah menarik minat membaca dan belajar masyarakat di pedesaan. Sehingga, program tersebut kembali dilanjutkan dengan cakupan yang lebih luas di tingkat nasional.
Perbaikan fasilitas perpustakaan diharapkan dapat dilakukan di 1.000 perpustakaan yang ditargetkan tercapai pada 2025.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015