"Awalnya titik api membakar kawasan Blok Watu Rejeng sekitar 10 hektare, kemudian meluas di bawahnya sebanyak 15 hektare, sehingga total 25 hektare. Kini meluas lagi menjadi sekitar 50 hektare," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari saat dihubungi dari Lumajang, Senin.
Menurut dia, sedikitnya masih ada tujuh titik api tersebar di Blok Watu Rejeng, Landengan Dowo, Ranu Regula, dan sekitar Pos 1 di dekat Bantengan.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lumajang Ribowo mengatakan kebakaran hutan meliputi 68 hektare kawasan Gunung Semeru dan 10 hektare hutan produksi milik Perhutani.
"Kebakaran hutan Semeru semakin meluas karena sejumlah titik api tidak dapat dijangkau oleh tim gabungan dari TNBTS, BPBD, Polri, TNI, sukarelawan, masyarakat peduli api, dan pecinta alam," katanya.
Kebakaran hutan di lereng gunung dengan tinggi 3.676 mdpl itu sudah terjadi sejak Selasa (20/10) dan sampai sekarang belum berhasil dipadamkan sepenuhnya karena kondisi medan sulit, angin kencang, dan banyak tanaman kering yang mudah terbakar.
Ayu mengatakan tim gabungan berusaha mengendalikan dan memadamkan api di sejumlah lokasi menggunakan peralatan seadanya.
Menurut dia, personel pemadam kebakaran sudah ditambah dari 40 orang menjadi 60 orang lebih dan mereka masih terus berupaya memadamkan api yang membakar kawasan hutan di gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
"Jalur pendakian Semeru sudah steril dari para pendaki, sehingga petugas bisa fokus untuk memadamkan kebakaran," katanya.
Akibat kebakaran yang terjadi dalam enam hari terakhir mengancam keselamatan vegetasi endemik dan satwa liar di taman nasional itu.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015