Jalur pendakian gunung-gunung di Jatim ditutup

29 Oktober 2015 20:00 WIB
Jalur pendakian gunung-gunung di Jatim ditutup
Sejumlah wisatawan pendakian gunung, melakukan pendakian ke puncak gunung Semeru melalui desa Ranupani, Senduro, kabupaten Lumajang. Jatim. (ANTARA/Cucuk Donartono)

Saya lupa datanya, tapi tersangka tersebar di beberapa daerah, baik di Sumatera, Kalimantan, Jawa, maupun Sulawesi"

Malang (ANTARA News) - Kementerian Lingkungan Hidup (LH) dan Kehutanan akan menutup seluruh jalur pendakian di sejumlah gunung di Jawa Timur hingga musim kemarau berakhir guna mencegah kebakaran hutan di area pendakian.

"Informasi dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kemarau akan berakhir pada November 2015. Dan, kami memutuskan akan tetap menutup jalur pendakian sampai musim kemarau berakhir," kata Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan Kementerian LH dan Kehutanan Istanto di Malang, Kamis.

Ia mengakui alasan penutupan jalur pendakian tersebut karena kebakaran hutan banyak terjadi di jalur pendakian. Dari penelusuraan mereka, kebakaran ini diduga karena ketelodoran dari para pendaki, yakni ketika menyalakan, serta memadamkan api unggun.

Lokasi pendakian yang akan ditutup adalah jalur Gunung Semeru, Gunung Lawu, Gunung Arjuno, serta Gunung Ijen. "Sebenarnya mereka sudah kami beritahu agar tidak ada yang menyalakan api di hutan, namun imbauan kami tidak diharaukan. Ditambah, cuaca sekarang sedang ekstrim, makanya kami perlu meningkatkan pengamanan," ujarnya.

Namun demikian, lanjutnya, Kementerian LH dan Kehutanan belum melihat ada indikasi kesengajaan dalam peristiwa kebakaran hutan, sehingga belum ada penangkapan tersangka dari serangkaian kebakaran hutan yang terjadi di Jawa Timur.

Kalau secara nasional, katanya, sudah banyak, baik personal maupun koorporasi. "Saya lupa datanya, tapi tersangka tersebar di beberapa daerah, baik di Sumatera, Kalimantan, Jawa, maupun Sulawesi," ucapnya.

Sementara itu Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf mengemukakan kawasan hutan di Jatim luasnya mencapai 28 persen dari daratan atau sekitar satu juta hektare. Dari jumlah tersebut, sekitar 56 ribu hektare sudah rusak karena faktor alam dan kelalaian masyarakat.

Karena kondisi itu, kata Wagub, Pemprov Jatim membentuk Satgas pengamanan hutan untuk mengantisipasi perusakan hutan di Jatim. "Ini merupakan terobosan baru. Lembaga ini memang masih baru, karena itu ke depan kami akan melakukan pelatihan-pelatihan untuk petugas dan menyiapkan kendaraan pemadam kebakaran, pos pemantau lebih banyak serta dukungan alat komunikasi yan memadai," ujarnya.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015