Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Jumat, mengatakan tanaman kelapa di daerah ini tingginya mencapai 20 sampai 30 meter, padahal menjadi mata pencaharian 6.800 penduduk setempat.
"Sampai saat ini bidang perkebunan komoditas unggulannya adalah kelapa. Namun, setiap tahunnya jumlah penderes yang meninggal 24 orang per tahun akibat jatuh memanjat pohon kelapa yang tinggi. Kami mengharapkan IPB membuat inovasi tanaman kelapa," kata Bambang.
Selain itu, kata Bambang, pihaknya juga telah menyakan inovasi taman kepala ke LIPI, tapi juga tidak melakukan penelitian.
"Kami berharap, ada inovasi tanaman kepala supaya petani semakin sejahtera," katanya.
Ia mengatakan petani gula kelapa Kulon Progo membuat gula semut yang menjadi komoditas ekpor ke 10 negara tujuan. Luas tanaman kelapa di Kulon Progo mencapai 16 haktere yang tersebar secara mereta di 12 kecamatan.
Bambang mengatakan tanaman kelapa memiliki sertifikat indikasi geografis dari Kementerian Hukum dan HAM. Indikasi Geografis menurut PP Nomor 51 Tahun 2007 adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang.
"Faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan," kata Bambang.
Ia mengatakan perlindungan hak indikasi geografis tersebut diberikan selama karakteristik khas dan kualitas yang menjadi dasar bagi perlindungan atas indikasi geografis tersebut masih ada.
Pengembangan gula kelapa melibatkan sebagian besar masyarakat Kulon Progo, terutama di daerah Kecamatan Kokap, Girimulyo dan Sentolo sebagai wilayah aktif dan sudah dapat menerapkan standar produksi sesuai persaratan indikasi geografis. Kedepan, tanaman kelapa akan dikembangkan di kecamatan lain yaitu Kecamatan Kalibawang, Nanggulan, Pengasih, dan Lendah.
Dia mengatakan gula kelapa Kulon Progo menghasilkan beberapa jenis produk diantaranya yaitu gula Jawa dan gula semut.
"Produksi gula kelapa Kulon Progo sudah mampu dipasarkan tidak saja untuk pasar dalam negeri, tetapi sudah merambah pasar luar negeri seperti Kanada, Amerika Serikat dan Eropa," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015