Salah seorang warga, Alim Bako saat dihubungi di Subulussalam menyatakan, hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 16.00 WIB menyebabkan meluapnya sungai di sana dan menghantam sebuah jembatan berkontruksi kayu hingga ambruk, sehingga arus lalu lintas menjadi lumpuh.
Sejumlah kendaraan roda empat dan dua terpaksa mundur dan membatalkan perjalanan menuju ke dua kecamatan itu. Akses jalan itu merupakan satu-satunya penghubung Kecamatan Longkib dan Runding menuju pusat kota yang berada di Simpang Kiri.
"Sampai sekarang ini belum bisa dilewati," kata Alim Bako.
Dikatakan, hingga pukul 22.30 WIB kondisi arus lalu lintas dilaporkan masih lumpuh, puluhan kendaraan terjebak tidak bisa melintas. Lokasi semakin ramai karena warga setempat berdatangan ditambah para penggunan jalan yang terjebak di sana.
Alim Bako mengatakan jembatan ini sudah beberapa kali ambruk dalam setahun belakangan ini dan hanya diperbaiki dengan membangun jembatan darurat dari pohon kelapa.
"Sudah tiga kali dalam tahun ini pertama bulan Juni, Agustus dan terakhir sekarang," kata Alim Bako yang sering melintasi wilayah tersebut.
Menurutnya, akibat putusnya jembatan penghubung ini mengakibatkan dua kecamatan menjadi terisolir, karena akses jalan putus total. Pasar mingguan berlangsung setiap Sabtu di Kecamatan Runding terancam sepi karena para pedagang kain, sayuran, ikan dari Simpang Kiri tidak bisa melintas akibat jembatan ambruk.
"Jangankan mobil, sepeda motor saja tidak bisa lewat, berarti hari pekan di Kecamatan Runding pada Sabtu, bakal sepi," kata Abi Amirin.
Pewarta: Anwar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015