Pameran tosan aji yang diselenggarakan komunitas penggemar keris Satuhu Memetri Budaya Tosan Aji Magelang (Satriyatama) dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang itu ditujukan untuk menggugah generasi muda mencintai dan melestarikan warisan nenek moyang.
"Kegiatan ini mendorong generasi muda mengenal dan mencintai budaya tosan aji, untuk selanjutnya tergugah untuk turut serta melestarikan peninggalan nenek moyang bangsa," kata Ketua Satriyatama Ahmad Sofyan, Selasa.
Satriyatama, yang anggotanya kini 86 orang, setiap tahun, bertepatan dengan Sura, tahun baru dalam penanggalan Jawa, menyelenggarakan pameran dan sarasehan tosan aji.
Mereka mengundang para siswa dari berbagai sekolah untuk menyaksikan pameran, yang memajang keris, tombak, dan pedang dengan berbagai ragam dan usia koleksi anggota Satriyatama.
"Sudah kami koordinasikan dengan pihak sekolah, untuk mengirim para siswa menyaksikan pameran ini. Mereka ditugasi oleh para guru untuk membuat laporan tertulis tentang tosan aji," kata Sofyan, yang menjadi salah satu pembicara dalam sarasehan tosan aji.
Ia mengatakan Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) telah menetapkan keris sebagai warisan dunia karenanya bangsa Indonesia harus makin bersemangat untuk melestarikannya.
Sofyan mengatakan keris bukan terkait dengan klenik, tetapi memuat nilai budaya bangsa yang tinggi, antara lain menyangkut kecanggihan seni tempa logam, serta filosofi kehidupan masyarakat.
Bupati Magelang Zaenal Arifin dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Magelang Edy Susanto mengharapkan kejayaan tosan aji pada masa lalu menjadi sumber inspirasi generasi muda meraih kejayaan bangsa pada masa mendatang.
"Kegiatan ini memberikan pemahaman perspektif historis bagi kita semua pada era globalisasi ini. Pusaka-pusaka para leluhur kita pernah mencapai kejayaan pada masanya, yang selanjutnya akan muncul harapan agar generasi muda kita dapat terinspirasi untuk meraih kembali kejayaan bangsa di era global ini, sehingga pada akhirnya kita memiliki kebanggaan terhadap Tanah Air," katanya.
Ia mengemukakan tosan aji yang semula berfungsi sebagai senjata tikam untuk melindungi diri dari ancaman musuh, menjadi senjata untuk bertarung, saat ini menjadi koleksi pribadi dan pelengkap busana adat Jawa.
Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015