Kadar garam Madura capai 95,4 persen

10 November 2015 21:24 WIB
Kadar garam Madura capai 95,4 persen
ilustrasi Petani merapikan tumpukan garam yang baru di panen, di Desa Jarin, Pamekasan, Jatim, Minggu (18/8). Terlambatnya musim olah akibat gangguan cuaca, diperkirakan akan menurunkan jumlah produksi garam tahun ini, hingga 40 persen dibanding musim-musim sebelumnya. (ANTARA FOTO/ Saiful Bahri) ()
Surabaya (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan hasil dari uji laboratorium di dalam negeri diketahui kadar garam rakyat Madura sebesar 95,4 persen.

"Selama ini kualitas garam Madura dinilai tidak bagus, padahal setelah setelah dicek di laboratorium Universitas Indonesia (UI), kualitasnya sangat bagus," kata Menteri Susi ketika menghadiri Dies Natalis ke-55 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Selasa.

Ia mengatakan jika melakukan uji laboratorium di Indonesia dinilai kurang bisa dipercaya, maka pihaknya akan menggunakan laboratorium independen hingga tiga laboratorium, sehingga keakuratannya bisa dipertanggungjawabkan.

"Saya mengaku curiga dengan hasil uji laboratorium yang menyebutkan bahwa garam Indonesia belum layak dijadikan garam industri dengan alasan kualitasnya rendah, apalagi dihargai dengan harga yang sangat murah," tuturnya.

Menurut dia, pihaknya sudah melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas dan harga garam rakyat dengan melakukan geo membran, namun jika tindakan itu tidak berhasil maka harus ada evaluasi dari semua pihak.

"Saya juga mengimbau para importir untuk segera menggunakan garam dalam negeri, supaya harga garam rakyat semakin bagus. Jika harga garam rakyat bagus, maka petani akan sejahtera. Namun jika tidak, lebih baik ditutup saja dan mengganti pekerjaan baru karena percuma saja jika kualitas bagus dan jelek dihargai sama sekitar Rp200 per kg," paparnya.

Ia mengungkapkan, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium dari sampel garam rakyat hasil petani garam Madura ke laboratorium luar negeri. Uji laboratorium itu dilakukan untuk mengetahui kadar NaCl yang dikandung garam konsumsi hasil negeri sendiri.

"Laboratorium yang kami pilih adalah Jerman dan Singapura, agar tidak ada dugaan kepentingan oknum tertentu dan akan dibuktikan bahwa kualitas garam rakyat bisa menyuplai industri," terangnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan sampel yang dikirim terdiri dari tiga karung. Satu karung garam geomembran berumur 13 hari diambil dari gudang, satu karung garam geomembran berumur 14 hari diambil dari ladang, dan satu karung garam diambil dari ladang tanpa geomembran berumur 14 hari.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono optimistis kualitas garam rakyat petani Indonesia tak kalah dengan garam impor. Hal itu terbukti dari uji laboratorium mandiri yang pernah dilakukan terhadap garam hasil teknologi geomembran. Garam rakyat mampu mengandung kadar NaCl 91 persen dalam jangka waktu 6 hari.

"Jika umurnya lebih lama, tidak tertutup kemungkinan kandungannya menyamai garam Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu lebih dari 95 persen. Kami yakin bahwa garam rakyat bisa mencapai standar garam industri," tandasnya.

Pewarta: Indra Setiawan/Laily Widya Ari Shandi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015