"Perkembangan pembangunan pabrik baru pengganti pabrik paling tua yakni pabrik Pusri II yang dibangun pada 1974 sesuai rencana yang ditetapkan. Hingga kini telah mencapai sekitar 97 persen atau memasuki tahap pengujian (precommisioning)," kata Manajer Humas PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Sulfa Ghani di Palembang, Rabu.
Menurut dia, proyek revitalisasi satu dari empat pabrik pupuk urea paling tua milik perusahaan pupuk yang berkantor pusat di Ibukota Provinsi Sumatera Selatan itu, sejauh ini berjalan lancar sesuai rencana meskipun dalam proses pelaksanaannya terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Melihat perkembangan kegiatan pembangunan tersebut, pihaknya optimistis pabrik baru Pusri 2B untuk mengganti pabrik Pusri 2 yang dinilai sudah tidak efisien lagi itu bisa mulai beroperasi pada akhir tahun ini atau awal 2016, katanya.
Dia menjelaskan saat ini PT Pusri memiliki empat pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 2,262 juta ton per tahun, namun karena kondisinya sudah tua, kapasitas produksi tersebut beberapa tahun terakhir tidak pernah tercapai secara maksimal.
Kondisi empat pabrik tersebut rata-rata usianya 35 tahun ke atas, sedangkan idealnya usia pabrik pupuk maksimal 20 tahun.
"Semua pabrik PT Pusri di Palembang kondisinya memprihatinkan karena sudah berusia tua. Pabrik yang usianya relatif paling muda adalah pabrik Pusri 1 B yang dibangun pada 1994," ujarnya.
Untuk meningkatkan produksi pupuk urea dan amonia, pihaknya berupaya secara bertahap melakukan revitalisasi pabrik tua dengan prioritas revitalisasi pabrik paling tua yakni pabrik Pusri 2 yang dibangun pada 1974.
Proyek revitalisasi pabrik paling tua yang sedang berjalan sekarang ini dikerjakan oleh konsorsium PT Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation dengan nilai investasi Rp7,4 triliun.
Pabrik Pusri 2 B menggunakan teknologi KBR Purifier Technology untuk pabrik amonia dan teknologi Acces 21 milik Toyo dan Pusri sebagai co-licencor untuk pabrik urea.
Kapasitas produksi terpasang pabrik amonia mencapai 2.000 ton per hari atau 660.000 ton per tahun dan kapasitas pabrik urea 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun.
Pabrik Pusri 2B dengan teknologi baru, selain ramah lingkungan juga menghemat bahan baku gas, dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU per ton amonia dan 21,18 MMBTU per ton urea.
Jika satu pabrik baru tersebut dioperasikan dapat meningkatkan produksi pupuk urea hingga 2,61 juta ton per tahun dari kapasitas produksi terpasang yang dimiliki sekarang ini, kata Sulfa.
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015