"Saat ini sudah siap 30 KSB yang ada di beberapa kelurahan yang menjadi titik rawan bencana banjir. Dengan adanya KSB, bantuan menjadi lebih dekat dan lebih cepat sampai ke korban bencana," kata Kepala Bidang Perlindungan Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta Djafar Mukhlisin di Jakarta, Jumat.
Djafar menjelaskan KSB akan menjadi tempat penampungan, pengolahan, dan pendistribusian logistik untuk korban bencana.
Peran pemerintah ialah memberikan segala macam logistik di setiap KSB untuk dikelola secara swadaya oleh masyarakat sekitar.
"Kita berikan bahan. Masyarakat berperan aktif di sana. Karena tanpa peran masyarakat, penanganan bencana seperti ini tidak akan berjalan efektif. Masyarakat yang aktif biasanya masyarakat yang tergabung dalam pilar-pilar sosial. Ada karang taruna, pekerja sosial masyarakat, tokoh masyarakat, dan seterusnya. Mereka yang membantu kita," ujar Djafar.
Sementara itu, Kepala Seksi Bantuan Sosial Korban Bencana Sahrul mengatakan KSB bisa memproduksi makanan cepat saji sebanyak 1.000 bungkus nasi dalam empat jam.
"Jadi dengan KSB, jika masyarakat terkena bencana pada siang hari, paling lama malam harinya mereka sudah dapat makan nasi bungkus. Tergantung situasi. Bisa lebih cepat," kata Sahrul.
KSB sudah ada sejak tahun 2014 dengan jumlah sebanyak 20 KSB. Tahun ini bertambah menjadi 30 KSB dan ditargetkan menjadi 76 KSB yang berdiri di titik-titik rawan bencana pada 2017.
"Jika bencana banjir sudah menurun, KSB bisa menanggulangi bencana lainnya. Seperti bencana kebakaran dan bencana sosial seperti kerusuhan atau kekisruhan lainnya. KSB tetap bisa difungsikan. Karena fungsi KSB sendiri menyediakan kebutuhan dasar secepat mungkin bagi korban yang terkena dampak bencana," jelas dia.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015