"Kopaja, metromini itu masih diperlukan, karena kita ini jaringan jalannya banyak. Artinya masih banyak jalan-jalan lokal yang masih perlu dilayani angkutan umum seperti metromini, kopaja, dan lainnya," kata pengamat transportasi dari Universitas Indonesia Ellen Tangkudung saat dihubungi ANTARA News, Kamis.
Hanya saja, menurut Ellen, perlu adanya penataan ulang moda kendaraan yang telah ada sejak lama itu, mulai dari fisik (body sekaligus mesin) hingga trayek yang sifatnya dinamis.
"Banyak daerah di Jakarta, seperti Tambora, yang perlu. Karena bisa menjadi pengantar orang dari tempat tinggal masing-masing ke stasiun MRT atau LRT. Tetapi, harus ada revitalisasi (penataan ulang) misalnya trayek yang dinamis," kata dia. Dengan begitu, keberadaan angkutan umum ini sesuai kebutuhan dan bisa dianggap feeder dari angkutan umum massal.
"Jangan sampai kebanting, angkutan umum massalnya sudah bagus, tetapi angkutan umum lainnya jelek-jelek. Di sini perlunya revitalisasi," kata Ellen.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sempat menyatakan keinginannya agar transportasi massal seperi Light Rail Transport (LRT), MRT, bus TransJakarta, kereta cepat, dan kereta bandara yang terintegrasi bisa beroperasi sebelum ASEAN Games 2018 berlangsung.
Menurut Presiden, dibandingkan negara lain, Indonesia masih tertinggal dalam hal transportasi massal. Oleh karena itu, ia ingin agar semua proyek terkait ini segera dimulai dan dirampungkan.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015