• Beranda
  • Berita
  • UE-Turki tandatangani kesepakatan cegah aliran migran

UE-Turki tandatangani kesepakatan cegah aliran migran

30 November 2015 12:24 WIB
UE-Turki tandatangani kesepakatan cegah aliran migran
Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu (kiri) dan Presiden Uni Eropa Donald Tusk saling memeluk setelah konferensi pers pertemuan tingkat tinggi EU-Turki di Brussels, Belgia, Minggu (29/11). (REUTERS/Yves Herman)
Brussels (ANTARA News) - Uni Eropa (UE) mencapai kesepakatan dengan Turki pada Minggu larut malam (29/11), menawarkan bantuan tiga miliar euro (3,18 miliar dolar AS) dan menjanjikan akses lebih besar bagi keanggotaan Ankara di blok tersebut sebagai penukar pengurangan besar-besaran kedatangan migran ilegal.

Presiden Dewan Eropa Donald Tusk menyampaikan pengumuman itu dalam satu taklimat setelah pertemuan puncak Minggu, yang dihadiri oleh para pemimpin blok 28-negara tersebut dan Perdana Menteri Turki Ahmed Davutoglu yang sedang berkunjung.

Berdasarkan rencana aksi yang disepakati kedua pihak, UE akan menawarkan tiga miliar euro kepada Ankara guna membantu meningkatkan kondisi hidup jutaan pencari suaka di Turki.

"Uang tiga miliar euro diberikan kepada pengungsi Suriah, bukan kepada Turki," kata Davutoglu seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Uni Eropa juga sepakat untuk mempercepat proses keanggotaan Ankara ke dalam blok 28 negara itu dan mengendurkan pembatasan atas akses bebas-visa orang Turki ke Uni Eropa.

Brussels telah berunding dengan Ankara sejak September mengenai penguatan pengawasan perbatasan Turki dan Yunani dalam upaya membendung arus pengungsi dan migran tak terduga saat Eropa menghadapi krisis migran parah sejak berakhirnya Perang Dunia II.

Sebanyak 1,5 juta migran gelap telah tiba di Uni Eropa sepanjang tahun ini, menurut Tusk. Ia berikrar upaya gabungan dari Turki, tempat 2,2 juta pengungsi kini tinggal, untuk membendung arus pengungsi.

Negara tetangga Turki, Yunani, sejak itu telah menjadi gerbang bagi 700.000 lebih pencari suaka, yang terutama berasal dari Suriah yang sedang dilanda perang menurut Organisasi Internasional bagi Migrasi (International Organization for Migration/IOM). (Uu.C003)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015