Petenis berusia 28 tahun itu telah menginspirasi para pemain tenis Inggris untuk merebut gelar Piala Davis yang pertama kali sejak 79 tahun lalu dengan kemenangan atas Belgia di Ghent, Belgia. Tapi, Murray yang telah meraih poin terakhir pada pertandingan Minggu (29/11) mengatakan tidak cukup turun untuk mengasuh petenis baru.
"Tidak ada hal yang pernah selesai dikerjakan. Jadi, saya tidak ingin membuang waktu saya membicarakan hal itu. Saya tidak membicarakannya kepada siapa pun pihak yang menempati posisi tentang itu," kata Murray pada para pewarta, Senin.
"Saya tidak tahu generasi berikutnya berada di mana. Itu adalah hal memalukan karena, meskipun kami punya atau tidak punya banyak pemain profesional pada peringkat puncak, junior tidak pernah menjadi sebuah persoalan sebelumnya," kata Murray.
"Kami biasanya punya junior nomor satu dan pemain-pemain junior yang ikut bertanding pada Grand Slam baik putra maupun putri. Itu adalah jalan yang membawa mereka untuk menjadi pemain senior terbaik dan pemain-pemain kami tidak terlalu bagus pada hal itu," ujar atlet peraih medali emas tunggal putra dalam Olimpiade 2012 itu.
Murray mengatakan ketiadaan pemain-pemain junior pada Grand Slam adalah permasalahan pada cabang tenis Inggris karena Inggris selalu punya pemain junior yang bagus.
Murray juga mengeluhkan kelangkaan mitra berlatih ketika dia kembali ke kampung halamannya untuk latihan di Pusat Tenis Nasional di Roehampton.
"Tidak ada seorang pun untuk diajak berlatih ketika saya pulang, tidak ada orang untuk berlatih bersama lagi. Itu semakin membuat frustrasi," kata Murray.
"Tidak ada lagi satu orang pun yang menggunakan salah satu lapangan dalam ruangan dan tidak satu orang pun berada di ruang kebugaran. Saya mengambil foto ruangan-ruangan itu karena operasional tempat itu sekitar 40 miliar poundsterling dan tidak ada satu pun orang," kata Murray.
(I026/I015)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015