Paris (ANTARA News) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan negosiasi pendanaan untuk perdagangan karbon akan berjalan lebih sulit dari perkiraan karena negara-negara besar tidak mau menyampaikan janji secara terbuka.kenapa selalu dukungan finansial dibutuhkan? Iya karena Indonesia terlalu besar dari segi luasan dan populasi
"Negosiasi hingga hari pertama masih untuk membahas dokumen yang disiapkan untuk diputuskan pada tingkat menteri. Yang tadi diangkat katanya yang akan berat itu soal finansial," kata Siti di Sekretariat Delegasi Republik Indonesia untuk "Conference of Parties" (COP) 21 Paris, Prancis, Rabu.
Negara-negara maju, menurut dia, tidak mau berjanji secara terbuka, "karena itu angka-angka itu tidak akan keluar".
Siti sendiri telah meminta para negosiator delegasi RI untuk meyakinkan forum bahwa Indonesia mempunyai banyak kegiatan untuk mitigasi dan adaptasi, termasuk pengembangan standar dan cara-cara pengukuran emisi yang transparan.
"Dan itu membutuhkan dukungan. Memang pertanyaan yang mungkin muncul kenapa selalu dukungan finansial dibutuhkan? Iya karena Indonesia terlalu besar dari segi luasan dan populasi," ujar Siti.
Hal kedua yang diinginkan Siti adalah ketua subtim delegasi agar selalu bisa mengikat negara lain.
"Kita harus memperhatikan juga negara-negara berkembang lain, kalau perlu mencari teman, berjuang bersama, karena kalau bicara Indonesia kita tidak pernah sendiri tetapi berjuang bersama dengan negara lain (di COP)," kata Siti.
Dia ingin negosiator menekankan pendekatan kepada negara-negara yang sudah sejalan. "Misalkan, Malaysia dan Brunei sudah nyatakan ok terus kita anggap sudah, itu jangan. Lakukan penekanan, lalu bujuk lagi kalau dia belum sejalan".
Negosiasi COP 21 sendiri dilakukan sejak pagi hingga pukul 19.00 waktu setempat di 32 ruang berbeda ketika saat bersamaan berlangsung pertemuan-pertemuan bilateral.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015