REDD+ jadi perhatian negosiasi COP 21

2 Desember 2015 19:31 WIB
REDD+ jadi perhatian negosiasi COP 21
Siti Nurbaya Bakar. (ANTARA/Puspa Perwitasari)

Kita sangat berhati-hati sekarang soal kebijakan politik berkaitan dengan lahan."

Paris (ANTARA News) - Kerangka negosiasi Delegasi Republik Indonesia (Delri) di Konferensi Tingkat Tinggi Para Pihak untuk Perubahan Iklim (COP) 21 Paris, Prancis, berpegang pada adaptasi dan mitigasi yang didalamnya masih menitik beratkan kegiatan mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+).

"Frame negosiasi kita ada di adaptasi dan mitigasi. Sebenarnya soal adaptasi ini sudah lama diterima di konferensi, tapi memang ulur, lepas, tangkap, tapi buat kita yang penting sih praktiknya," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya kepada pers di Paviliun Indonesia di area COP 21, Paris, Rabu.

Ia mengatakan, jika sesi kegiatan di COP 21 diikuti satu per satu, maka isu Reducing Emission from Forest Degradation and Deforestation (REDD+) masih sangat penting.

Diskusi pendahuluan di COP 21 diketahui sumber emisi 25 persen berasal dari energi, 24 persen dari penggunaan lahan dan pertanian, 20 persen dari industri, 12 persen dari transportasi, dan 9,6 persen dari berbagai sektor.

Untuk Indonesia, menurut dia, REDD+ secara nyata menyumbang penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dari deforestasi, dan hal paling menonjol yang menjadi sorotan adalah alih fungsi hutan dan lahan.

"Kita sangat berhati-hati sekarang soal kebijakan politik berkaitan dengan lahan. Kita sudah sampaikan ke Dirjen Planologi. Kelemahan kita terkait lahan diantaranya terkait catatan-catanan untuk para pemangku kepentingan terkait lahan, dan ini jadi perhatian," ujarnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi), dikemukakan Siti Nurbaya, telah memberikan pesan bahwa selain REDD+, maka isu energi, dan transportasi, sampah atau dan limbah untuk energi juga harus dapat diperjuangkan untuk kepentingan Indonesia di COP 21.

Pada aspek pendanaan, ia mengatakan, memang belum ada janji-janji yang diberikan negara-negara maju.

Meski demikian, ia menambahkan, penting bagi Indonesia untuk menyampaikan program dan agenda yang sudah dilakukan dalam upaya penanggulangan perubahan iklim.

Oleh karena itu, ia meminta, agar Paviliun Indonesia yang memiliki 47 agenda diskusi untuk dapat berbagi program dan agenda yang dimiliki Indonesia kepada seluruh perwakilan negara yang hadir di COP 21.

"Saya harap ini bisa jadi ruang aktualisasi seluruh elemen kita yang ada di sini untuk menyampaikan apa yang Indonesia punya," demikian Siti Nurbaya di Paviliun Indonesia COP 21.

Pewarta: Virna P. Setyorini
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015