RI Undang Perwira Myanmar Ikuti Sesko TNI

15 Februari 2007 17:37 WIB
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia (RI) mengundang perwira-perwira militer Myanmar untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Staf Komando (Sesko) TNI, baik angkatan udara, laut maupun darat. "Ini disambut baik oleh pemerintah Myanmar," kata Jurubicara Kepresidenan Dino Patti Djalal usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menlu Hassan Wirajuda menerima Menlu Myanmar U Nyan win di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis. Menurut Dino, penerapan dari undangan pemerintah itu akan dilakukan dalam waktu dekat. Selain itu, lanjut dia, Indonesia juga menawarkan agar diplomat junior Myanmar dapat melakukan pelatihan di fasilitas pendidikan Departemen Luar Negeri RI. Dalam pertemuan tersebut, tambah Dino, Presiden Yudhoyono juga menyampaikan harapan agar komitmen pemerintahan Myanmar terhadap peta jalan demokrasi yang selama ini menjadi acuan dapat terus dijalankan. Presiden, lanjut Dino, juga menyambut baik hasil dari pembicaraan Komisi Bersama RI-Myanmar yang dilakukan 14-15 Febuari 2007 di Jakarta. Sementara itu dalam kesempatan sebelumnya Menlu Hassan mengatakan bahwa bukan tidak mungkin suatu waktu nanti kedua negara dapat mengembangkan kerjasama militer yang lebih jauh seperti latihan bersama. Pertemuan Komisi Bersama RI-Myanmar itu merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara kedua negara tentang pembentukan Komisi bersama untuk Kerja sama Bilateral yang ditandatangani Menlu Hassan Wirajuda dan Menlu Myanmar, U Nyan Win, saat kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Yangon, Myanmar 1-2 Maret 2006. Hubungan bilateral RI-Myanmar sudah berlangsung sejak dibukanya hubungan diplomatik pada tanggal 27 Desember 1949 sementara kedua negara juga tergabung dalam sejumlah organisasi regional dan internasional seperti ASEAN, East Asia Summit, dan PBB. Menurut data Deplu-RI, sejak dibukanya hubungan bilateral, kedua negara telah menandatangani sekitar 12 kesepakatan. Dalam upaya lebih memperkuat hubungan kerja sama yang ada tersebut, Komisi Bersama RI-Myanmar diharapkan dapat menjadi wahana utama pengembangan hubungan kerjasama kedua negara.(*)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007