Museum teks tertua di Pulau Dewata itu juga memiliki 4.867 salinan naskah lontar menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Gedong Kirtya Putu Gede Wiriasa di Singaraja, Minggu.
Ia menjelaskan pula bahwa secara berkala Gedong Kirtya menerbitkan buku kumpulan naskah lontar dan telah menerbitkan 27 judul buku dalam delapan tahun terakhir. Tahun ini museum menerbitkan empat buku kumpulan naskah lontar.
"Beberapa lontar yang disalin menjadi buku seperti usada, pawecakan banten dalam upacara-upacara...," katanya.
Pengelola museum ingin memiliki ruangan kedap udara untuk menyimpan lontar agar tetap awet dan terjaga.
"Mengingat dari segi pendanaan masih kurang, masih belum bisa," katanya.
Museum lontar yang dibangun tahun 1928 oleh cendekiawan Belanda itu meliputi lima bangunan, yang antara lain digunakan untuk menyimpan lontar, buku dan salinan naskah lontar.
Pewarta: Andi Purnomo dan Rhismawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015