"Isi campurannya fusion, lebih modern," kata Andrea van Barthold, salah satu pendiri Jamu Sundal.
Meski berkonotasi negatif, nama Sundal dipilih semata-mata karena terdengar "catchy" di telinga dan mudah diingat.
Andrea bersama kedua temannya, Marcelia Yovian Djong dan Elisabeth Vania Lee, membuat Jamu Sundal berdasarkan resep warisan dari nenek Andrea yang berasal dari Belanda, namun pernah berkecimpung di bidang kuliner saat tinggal di Jawa.
Tidak seperti jamu tradisional, mendiang neneknya kerap menambahkan bahan lain seperti lemon dan delima untuk campuran beras kencur atau kunyit asam. Campuran tersebut diharap dapat menarik mereka yang tidak suka rasa pahit agar mau mencoba jamu.
Mereka juga memasukkan sedikit ekstrak soda yang membuat jamu terasa lebih modern. "Rasanya lebih seperti lemon tea," ujar Andrea.
Selain kunyit asam yang berguna untuk detoksifikasi tubuh, dan beras kencur untuk menambah nafsu makan, Jamu Sundal juga memiliki varian lain, yakni jamu penambah stamina serta jamu yang berfungsi untuk menjaga kesehatan jantung.
Menurut Andrea, seluruh jamu yang dibuatnya berasal dari bahan alami tanpa ada tambahan pengawet. Seluruh bahan rempah-rempah dari pulau Jawa dimasak dengan metode tradisional, menggunakan kuali tanah liat dan api dari kayu bakar, yang digodok selama tiga hari.
"Kalau disimpan di kulkas bisa tahan tiga minggu, di suhu ruangan seminggu," jelas dia.
Industri rumahan ini telah memproduksi pesanan jamu sebanyak 30-50 liter per minggu yang didistribusikan di Jakarta, Semarang dan Surabaya. Karena belum memiliki toko, Andrea menitipkan jamu-jamu yang tersedia dalam tiga ukuran (250 ml, 500 ml dan 1 liter) ini ke berbagai restoran serta melayani pemesanan via online.
Selain jamu, Sundal juga memproduksi sambal kemasan dengan rasa bervariasi, mulai dari sambal jontor, sambal cajun, sambal kentang balado, sambal kecap, sambal petai, sambal terasi, sambal tomat, sambal mangga, sambal dabu-dabu, sambal matah, sambal lado, sambal roa, sambal teri dan sambal cibai.
Sambal kemasan yang berasal resepnya berasal dari menu sehari-hari di rumah Andrea itu juga tidak menggunakan bahan pengawet.
"Makanya, kami tidak ready stock tapi fresh custom by order," ujar dia. Ke depannya, jamu dan sambal Sundal juga ingin dipasarkan ke swalayan-swalayan untuk menjangkau lebih banyak pembeli.
Oleh Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015