• Beranda
  • Berita
  • Kalah di tiga kabupaten DIY, PDIP evaluasi kader

Kalah di tiga kabupaten DIY, PDIP evaluasi kader

13 Desember 2015 19:56 WIB
Kalah di tiga kabupaten DIY, PDIP evaluasi kader
Pasangan calon bupati dan calon wakil bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu (dua kanan) -Danang Wicaksana Sulistya (kanan) saat didaftarkan di Kantor KPU Sleman, Yogyakarta. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

adanya kader yang berkhianat dan menyeberang ke pasangan lain, menjadi salah satu penyebab kekalahan

Gunung Kidul (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Daerah PDIP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan mengeevaluasi perolehan suara hasil Pilkada 2015 di Gunung Kidul, Sleman, dan Bantul karena tiga calon mereka kalah di tiga tempat ini.

"Setelah dilakukan evaluasi, diketahui adanya kader yang berkhianat dan menyeberang ke pasangan lain, menjadi salah satu penyebab kekalahan," kata Ketua DPD PDIP DIY Bambang Praswanto di Gunung Kidul, Minggu.

Ia bersumpah untuk memecat kader yang dinilainya berkhianat itu dan mengatakan pemecatan sudah ditelusuri, dan nama-nama kader yang mendukung pasangan lain sudah masuk ke DPD.

"Kabupaten Bantul, sudah ada lima kader yang diketahui membelot menjadi tim sukses pasangan lainnya. Kami sudah siapkan SK Pemecatan untuk kader yang berkhianat," kata dia.

Untuk Gunung Kidul, dia terus meminta masukan data kader kader yang membelot dan untuk sementara ada dua kader yang sudah berkhianat, sedangkan di Sleman, PDIP memecat Sri Muslimatun yang menjadi calon wakil bupati.

"Saya yakin lebih dari dua, makanya kita terus telusuri untuk pemecatan," kata Bambang.

Ia mengaku kalah di tiga kabupaten itu sebagai mengejutkan sehingga PDIP akan segera melakukan evaluasi internal, termasuk mendalami teori teori politik uang yang disinyalir menjadi salah satu pemicu kekalahan.

"Kami belum memiliki data pasti, dan ini akan kita jadikan kajian bersama untuk kepentingan partai ke depan," ujar Bambang.

Namun Ketua DPC PDIP Gunung Kidul Endah Subekti Kuntariningsih berharap semua kader tidak larut dalam kekalahan karena masih ada tugas berat, yakni mengawal dan mengkritisi kebijakan pemerintah.

"Kita tidak boleh larut dalam kekalahan. Semua sudah berjuang maksimal," kata Endah. "Saya selaku penanggung jawab proses Pilkada siap untuk mempertanggungjawabkan."

Pewarta: Sutarmi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015