Polda Metro buru sindikat gadai mobil "bodong"

21 Desember 2015 04:59 WIB
Polda Metro buru sindikat gadai mobil "bodong"
Anggota Polisi berada di antara sejumlah kendaraan roda empat yang diduga memiliki BPKB dan STNK palsu saat gelar kasus di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (31/1). Satuan Pidana Umum (Pidum) Direktorat Reserse Kriminal (Reskrim) Polda Jatim berhasil membongkar sindikat pemalsuan yang dilakukan dalam satu keluarga yang beroperasi sejak tahun 2001 hingga kini sekitar 2.500 STNK palsu dan sekitar 500 BPKB telah beredar di masyarakat (ANTARA/Humas Polda Jatim)
Jakarta (ANTARA News) - Polda Metro Jaya memburu sindikat pelaku gadai mobil diduga tanpa kelengkapan dokumen alias "bodong" dan diperjualbelikan.

Kepala Subdirektorat Kendaraan Bermotor Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Polisi Budi Hermanto di Jakarta, Minggu, mengatakan, awalnya petugas menangkap pengemudi berinisial DW yang mengendarai mobil bernopol L-1126-AS.

"Setelah diperiksa kendaraan itu dilengkapi dokumen yang bukan peruntukannya," kata Budi.

Usai mengamankan DW, polisi memeriksa nomor rangka dan nomor mesin mobil tersebut, namun kendaraan bernomor polisi asal Surabaya (Jawa Timur) itu merupakan mobil dari DKI Jakarta.

Selanjutnya, polisi menginterogasi DW untuk menjelaskan asal mobil tersebut karena diduga "bodong".

Kepada polisi, DW mengaku mendapatkan kendaraan dari seseorang berinisial BS dengan status gadai sebesar Rp40 juta pada 2014.

Saat ini, polisi masih memburu BS yang diduga menggadaikan kendaraan tanpa kelengkapan dokumen resmi tersebut.

Sebelumnya, anggota Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya juga meringkus seorang pekerja honorer Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi berinisial BH (33) yang diduga terlibat pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

BH membeli kendaraan dengan STNK palsu seharga Rp60 juta dari EK melalui perantara W di Serang Banten sekitar dua bulan lalu.

Polisi masih memburu kedua tersangka yang masuk daftar pencarian orang (DPO) itu.

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015