• Beranda
  • Berita
  • Tokyo pilih rancangan Jepang untuk stadion Olimpiade 2020

Tokyo pilih rancangan Jepang untuk stadion Olimpiade 2020

22 Desember 2015 20:49 WIB
Tokyo (ANTARA News) - Jepang pada Selasa, memilih rancangan baru untuk Stadion Olimpiade 2020, setelah versi terdahulunya diperkirakan memakan biaya 2 miliar dolar Amerika Serikat yang menjadikan stadion itu tempat olahraga termahal di dunia.

Negara itu sempat malu karena pemerintah tidak jadi menggunakan rancangan stadion awal oleh arsitek berdarah Irak-Inggris, Zaha Hadid, untuk pentas olahraga dunia, karena harganya yang mahal dan mereka mengeluhkan desainnya.

Jepang pernah menjadi tuan rumah olimpiade musim panas, yaitu pada 1964, hanya kurang dari 20 tahun sejak mereka dihancurkan oleh bom atom di Nagasaki dan Hiroshima pada Perang Dunia II. 

Dua rancangan pembangunan yang baru (kedua dirancang arsitek Jepang dan dengan perhitungan biaya yang jauh lebih rendah) telah diluncurkan minggu lalu oleh Dewan Olahraga Jepang , di mana mereka selalu memantau proyek tersebut.

Setelah melalui pertimbangan-pertimbangan, Dewan Olahraga memilih kedua arsitek itu untuk bergabung dan dipimpin oleh arsitek papan atas Kengo Kuma dengan perkiraan biaya 149 miliar yen (1,2 miliar dolar AS).

"Saya pilir ini adalah rencana yang bagus, yang mempertemukan semua kriteria yang kita butuhkan sesuai prinsip dasar, waktu pengerjaan dan dana," kata Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, pada saat rapat kabinet yang membicarakan hal tersebut.

Pemenang renacana itu, yang mengalahkan arsitek Toyo Itu, pemenang hadiah Pritzker, jauh di bawah harga desain Hadid, selain karena harga, rancangan Hadid menuai keluhan terkait desainnya.

Dalam rancangan pembangunan yang baru, stadion itu ditargetkan selesai pada November 2019, menjelang masa waktu yang diminta Komite Olimpiade Internasional pada Januari 2020.

Tokyo akan menggelar upacara pembukaan pada 24 Juli tahun itu.

Tanggung jawab Arsitek
"Saya merasa memiliki beban tanggung jawab yang luar biasa," kata Kuma pada wawancara kepada Nippon TV setelah dia diumumkan sebagai perancang stadion.

Rancangan baru itu "menonjolkan tradisi Jepang" dengan menggunakan bingkai baja dan kayu dengan konsep "stadion pohon dan ramah lingkungan", sesuai instruksi Dewan Olahraga.

Bingkai itu memiliki tinggi 49,2 meter, lebih rendah dibanding rancangan awal setinggi 70 meter, yang menuai kritik karena terlalu tinggi dan merusak pemandangan langit Tokyo.

Abe sempat membuat terkejut penyelenggara Olimpiade pada Juli karena membatalkan rancangan futuristik Hadid karena biayanya yang melonjak dan menjadikan stadion olahraga termahal di dunia.

Jepang telah memotong 40 persen dana untuk stadion Olimpiade baru, di mana 155 miliar yen untuk biaya pembangunan.

Bulan ini, Gubernur Tokyo, Yoichi Masuzoe, yang mengkritik secara terbuka mengenai harga pembangunan stadion, setuju bahwa pemerintah daerah akan memikul seperempat dana dari total 155 miliar.

Masalah stadion memundurkan waktu penyelesaiannya, hal tersebut membuat malu pejabat olahraga Jepang yang selalu mendorong untuk menemukan pameran alternatif untuk Piala Dunia Rugby 2019, di mana negara tersebut menjadi tuan rumah.

Mengikuit keputusan Tokyo untuk membatalkan desain awal, mantan menteri olahraga Jepang Hakubun Shomomura pada September megatakan dia akan mengundurkan diri.

Jepang pada Agustus menjanjikan daftar baru untuk tempat Piala Dunia Rugby 2019 setelah badan pemerintahan rugby memintah rencana baru untuk membangun stadium nasional yang telah dibatalkan.


Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015