Berikut terdapat tiga langkah untuk menghindari diri jadi korban penipuan daring seperti dikemukakan Pengamat e-commerce, Rama Mamuaya.
Pertama, pastikan alamat url-nya benar. Rama mengatakan, masyarakat harus jeli membedakan website toko online yang asli.
"Paling banyak kasus di Indonesia itu penipuan ya. Mau website manapun pastikan alamat URL-nya. Seperti Lazada, jangan percaya pada website yang pakai tambahan blogspot.com," kata dia di Jakarta, Selasa.
"Perusahaan e-commerce sekarang sudah mengupayakan berbagai cara untuk mengurangi penipuan,misalnya memberi tahu masyarakat mengenai logo-logo yang mesti dicari. Untuk memastikan kalau ada logo ini berarti aman," tambah Rama.
Kedua, periksa alamat kantor dan nomor telepon perusahaan daring itu. Biasanya informasi ini terdapat di website toko online bersangkutan.
"Periksa alamat kantornya, nomor teleponnya, sertifikatnya, apakah sudah secure atau belum. Hal-hal seperti ini masyarakat mesti pintar," tutur Rama.
Terakhir, sebisa mungkin hindari pembelian melalui media sosial tetapi langsung ke toko online yang bersangkutan.
"Belanja-belanja di Instagram itu kan sulit dikontrol, lagipula itu bukan tempat jualan. Carilah barang di tempat yang memang untuk jualan. Kalau pun kita ditipu ada pihak penengah yang bisa bantu kita," ujar dia.
Baca: Transaksi daring diperkirakan Rp224,9 triliun tahun depan
"Dari kepolisian sekarang sudah ada hotline-nya. Kita bisa gunakan itu. Lalu, lapor ke penyedia situsnya," pungkas Rama.
"Dari kepolisian sekarang sudah ada hotline-nya. Kita bisa gunakan itu. Lalu, lapor ke penyedia situsnya," pungkas Rama.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015