Kemungkinan tersebut telah diungkapkan oleh beberapa pejabat yang terlibat dalam industri otomotif di Malaysia, termasuk Proton dan Perodua, demikian dilaporkan harian Kosmo, Kamis.
CEO Proton Datuk Abdul Harith Abdullah mengatakan bahwa kenaikan harga itu untuk mengimbangi turunnya nilai ringgit karena sebagian besar bahan perusahaan tersebut dibeli dengan mata uang asing.
Presiden dan CEO Perodua Datuk Aminar Rashid Salleh mengatakan bahwa penurunan ringgit terhadap dolar AS memberi dampak pada peningkatan biaya operasi perusahaan.
Sementara itu, dosen Universitas Sains Islam Malaysia Mohammad Noorizuddin Nooh mengatakan bahwa kenaikan harga mobil akan menyebabkan industri otomotif merosot pada tahun 2016.
Dengan situasi seperti saat ini, kata dia, Bank Negara Malaysia mengenakan dasar yang ketat atas perjanjian jual beli sehingga masyarakat sukar mendapatkan akses kepada pinjaman bank untuk membeli mobil.
(T.N004/C/D007/D007)
Pewarta: N. Aulia Badar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016