• Beranda
  • Berita
  • Ide Dirjen Kebudayaan agar museum lebih ramai dikunjungi

Ide Dirjen Kebudayaan agar museum lebih ramai dikunjungi

7 Januari 2016 19:31 WIB
Ide Dirjen Kebudayaan agar museum lebih ramai dikunjungi
Hilmar Farid (arsip2014/ANTARA Foto)

Saya mau membuat museum lebih mudah diakses. Dan yang paling efektif menurut saya dengan menyediakan informasi secara lengkap sehingga publik tahu museumnya dimana, apa yang bisa dilihat di museum itu dan caranya ke sana bagaimana,"

Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan bahwa kesadaran masyarakat terutama generasi muda untuk mengunjungi museum harus ditingkatkan.

"Saya mau membuat museum lebih mudah diakses. Dan yang paling efektif menurut saya dengan menyediakan informasi secara lengkap sehingga publik tahu museumnya dimana, apa yang bisa dilihat di museum itu dan caranya ke sana bagaimana," kata Hilmar saat ditemui ANTARA News, Kamis.

Sejarawan yang baru saja dilantik sebagai Dirjen Kebudayaan pada 31 Desember 2015 itu mengatakan pemerintah sudah seharusnya memberikan informasi yang bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat untuk membangkitkan kesadaran tersebut.

"Kuncinya pada informasi, nanti kesadaran akan timbul di masyarakat dengan sendirinya. Kalau arus informasi dibuka, orang bisa mengakses cukup pengetahuan. Apalagi sekarang anak-anak SD sudah pegang handphone, mereka sudah terpapar pada semua itu, tetapi informasi yang diberikan masih kurang," jelas Hilmar.

Ia menambahkan pemerintah bisa bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi.

"Misal kalau anak-anak masuk sekolah dapat SMS. Nanti bisa dibuat informasi lewat pesan pendek tentang kalender program budaya hari ini atau akhir pekan, katakan lah di museum dalam radius 20 sampai 30 km, orang tuanya juga dapat," ujarnya.

"Dengan informasi seperti itu bukan berarti semua orang langsung akan berbondong-bondong ke museum tetapi paling enggak orang jadi dapat informasi, bawa anak ke sana. Saya tidak maksud mengubah segala macam hanya mengisi yang selama ini belum jadi," tambah Hilmar.

Hilmar yang juga berprofesi sebagai dosen itu mengatakan dalam waktu dekat akan bertemu dengan pihak dari Museum Nasional.

"Saya langsung gaspol saja. Saya mau uji respon publik, tantangannya tidak hanya mendatangkan orang ke museum. Ada respon publik, tidak perlu bagus, masyarakat bisa marah kalau museum tidak bagus tapi ada responnya," tuturnya.

Pewarta: Monalisa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016