"Kebanyakan wisman yang datang hanya khusus meneliti dan mengamati burung di lokasi obyek wisata tersebut," kata Kepala Seksi Wilayah 3 Pengelolaan TNLL, Fery di sela-sela dialog Peran Pers Dalam Melindungi Taman Nasional Lore Lindu yang digelar LKBN ANTARA Biro Sulteng bekerja sama Balai besar TNLL dan Relawan untuk orang dan alam (ROA) Sulawesi Tengah berlangsung di Danau Tambing, Minggu.
Taman Nasional Lore Lindu ditetapkan sebagai Cagar Biosfir oleh United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi pendidikan, ilmu pengetahun dan budaya, pada tahun 1977.
Di kawasan itu, kata Fery terdapat sekitar 263 jenis burung. Bahkan, sebanyak 30 persen di antaranya merupakan endemik, artinya tidak bisa ditemukan di daerah lain.
Sejumlah burung endemik yang bisa ditemukan di sekitar lokasi obyek wisata Danau Tambing seperti Nuri Sulawesi (Tanygnatus sumatrana), Kakatua (Cacatua sulphurea), Rangkong (Buceros rhinoceros dan Aceros cassidix) atau Pecuk ular (Anhinga rufa).
Dia mengatakan kunjungan wisatawan nusantara maupun wisman ke obyek wisata yang terletak di Kabupaten Poso dengan ketinggian sekitar 1.700 meter dari permukaan laut dari tahun ke tahun mengalami peningkatan cukup mengembirakan.
Pada tahun 2013, kunjungan wisatawan nusantara maupun wisman ke Danau Tambing hanya berkisar 600 orang. Pada 2014 meningkat menjadi 3.000 orang dan 2015 meningkat lagi mencapai sekitar 6.000 orang.
Khusus jumlah wisman, kata Fery meningkat dari sebelumnya hanya sekitar 100 orang menjadi 244 orang pada kurun Januari-Desember 2015.
TNLL, kata Feri menargetkan kunjungan wisatawan nusantara maupun wisman ke obyek ekowisata Danau Tambing 2015 sebanyak 5.000 orang.
Namun kenyataanya, target tersebut terlampaui. "Ini suatu hal yang sangat menjanjikan dan mendorong pihak Balai Besar TNLL untuk lebih meningkatkan pelayanan guna menarik semakin banyak wisatawan yang datang," ujarnya.
Peningkatan pelayanan, tentu diantaranya melengkapi secara bertahap sarana dan fasilitas penunjang yang ada di lokasi obyek wisata.
Kepala Biro ANTARA Sulteng, Rolex Malaha mengatakan siap membantu TNLL dengan lebih intens lagi memberitakan kegiatan dan program yang dilakukan pihak Taman Nasional guna menarik lebih banyak wisatawan, terutama mancanegara.
Apalagi, kata dia, TNLL merupkan salah satu dari sejumlah cagar biosfer dan paru-paru dunia yang patut untuk dilindungi dan dijaga baik hutannya, semua jenis tumbuhan dan satwa yang ada di dalamnya.
"Dan rata-rata wisman yang datang adalah para peneliti dan pengamat burung," katanya.
Karena itu, hutan yang ada di sekitar obyek wisata Danau Tambing haruslah dipelihara dengan baik agar satwa-satwa yang ada tidak sampai terusik dan mencari lokasi habitat lain yang aman dan tenang.
Dialog tersebut juga dihadiri Kepala Balai TNLL yang diwakili Ir Bustang, kepala Tata Usaha TNLL, Ketua Relawan Untuk Orang dan Alam (ROA) Sulteng, Muh Subarkah, sejumlah pimpinan organisasi wartawan dan puluhan jurnalis dari berbagai media cetak, elektronik dan online lokal maupun nasional.
Danau Tambing berjarak sekitar 90-an km dari Palu dapat ditempuh selama dua jam menggunakan kendaraan roda dua dan empat.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016