"Satu contoh kecil belum tergarapnya sektor maritim secara maksimal adalah produksi ikan tuna, Indonesia masih kalah dengan Thailand. Jika Thailand yang hanya punya luas laut 205.600 kilometer persegi bisa memproduksi ikan tuna sebanyak 800.000 ton per tahun, kenapa Indonesia hanya mampu menghasilkan 600.000 ton per tahun," kata Witjaksono dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, katanya, Pemerintah melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan menargetkan potensi produksi ikan hingga akhir 2019 bisa mencapai 24,11 juta ton dengan perkiraan pertumbuhan 14,96%.
Di sisi hasil penangkapan ikan pada tahun ini, diprediksi bisa mencapai 6,15 juta ton. Lalu, jika sektor nelayan tangkap ikan pertumbuhannya bisa mencapai 1,73% pada 2019, berarti para nelayan bisa menghasilkan ikan tangkap sebesar 6,59 juta ton.
Sementara itu, Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Gellwynn Jusuf mengatakan, pada tahun 2013, dari total 627 UPI (unit Pengelolaan Ikan), baru sekitar 56% yang bisa terpenuhi. Padahal jika dimaksimalkan, UPI berpotensi menghasilkan 10–15 ton hasil olahan (processing) dan menghasilkan 600–1.200 lapangan pekerjaan baru setiap tahun.
"Adanya kebijakan penghentian alih muatan (transhipment) beberapa waktu lalu diharapkan dapat membuat aktivitas di darat, seperti penyimpanan ikan, semakin bergairah dan pasokan bahan baku di unit-unit pengelolaan ikan menjadi kian terpenuhi,” ujar Gellwynn.
Besarnya target yang dicanangkan kementrian kelautan tersebut, menurut Witjak harus dimanfaatkan secara serius oleh kalangan pelaku industri maritim terutama dibidang perikanan.
Melihat momentum ini PT Dua Putra Utama Makmur berupaya meningkatkan jumlah produksi dengan menambah jumlah kapal . Setelah pembelian 10 kapal pada tahun ini, DPUM bakal menambah 20 kapal lagi tahun depan. Nantinya perseroan bakal memiliki 35 kapal pada 2016 dan sebelum 2018 bisa memiliki 50 kapal.
Untuk pembelian kapal tahun depan, perseroan menghitung setidaknya butuh Rp85 miliar - Rp90 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membeli sedikitnya 10 kapal berkapasitas 120 GT.
Saat ini, kapasitas pabrik perseroan di Pati, Jawa Tengah sebesar 4.000 ton. Perseroan akan meningkatkan kapasitas lima kali lipat menjadi 20.000 ton pada akhir tahun depan. Dengan demikian, perseroan yakin bisa meningkatkan pangsa pasarnya secara nasional menjadi 20 persen dari sekarang sekitar 10 persen.
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016