Presiden canangkan Kampung KB di Cirebon

14 Januari 2016 21:10 WIB
Presiden canangkan Kampung KB di Cirebon
Presiden Joko Widodo (kiri) berdialog dengan Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty (kanan), Menkes Nila F Moeloek (kedua kiri) saat meresmikan pencanangan Kampung Keluarga Berencana (KB) di di TPI Mina Waluya Bondet, Dusun Jenawi, Cirebon, Jawa Barat, Kamis (14/1).(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Kita gerakkan sebagai desa pertama sebagai kampung pertama kampung KB saya kira gak keliru,"

Cirebon (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo melakukan pencanangan Kampung Keluarga Berencana (KB) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mina Waluya Bondet, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis.

"Kita gerakkan sebagai desa pertama sebagai kampung pertama kampung KB saya kira gak keliru," kata Presiden saat pidato pencanangan Kampung KB didampingi Iriana Joko Widodo dan beberapa menteri Kabinet Kerja beserta Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Menurut Presiden, program KB harus digalakkan menginggat jumlah penduduk Indonesia yang saat ini mencapai 252 juta penduduk dan laju pertumbuhannya masih sebesar 1,3 persen.

"Itu artinya apa, setiap tahunnya ada tambahan penduduk sebanyak 3 juta orang. Jadi setiap ibu memiliki anak 2-3 orang," ungkapnya.

Dengan pertumbuhan penduduk tersebut, kata Jokowi, perlu disiapkan tambahan kebutuhan pokoknya setiap tahun serta perlu tambahan lowongan kerja agar masyarakat Indonesia sejahtera.

"Oleh sebab itu kenapa KB kita galakkan lagi, karena sekarang persaingan antarnegara sangat ketat sekali, kompetisi antarnegara sangat ketat sekali. Saling bersaing untuk merebutkan ekonomi karena semua ingin rakyatnya sejahtera semuanya bersaing," kata Presiden.

Menurut Jokowi, jika laju penduduk tidak bisa dikendalikan maka masyarakat tidak bisa bersaing dengan negara lain karena beban kehidupan per keluarga yang tinggi karena dibebani pengeluaran besar akibat banyak anak.

Presiden juga menginggatkan pada lima hingga 15 tahun mendatang Indonesia akan menghadapi jumlah penduduk dengan umur produktif yang tinggi sedangkan yang tidak produktif, anak-anak dan usia lanjut, yang sedikit, sehingga perlu jalan keluar untuk menghadapi itu semua.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016