Jakarta (ANTARA News) - Peneliti dari Universitas Indonesia Budi Haryanto mengatakan masyarakat perlu mewaspadai waktu beraktivitas nyamuk Aedes Aegypti agar tidak terkena gigitan yang dapat menyebabkan demam berdarah dengue (DBD).Nyamuk Aedes Aegypti aktif menggiigit pada jam 08.00-11.00 pagi dan jam 14.00-17.00 sore. Kalau kebetulan pada jam-jam tersebut ada jentik di genangan air, tempat itu punya risiko besar terkena demam berdarah,"
"Nyamuk Aedes Aegypti aktif menggiigit pada jam 08.00-11.00 pagi dan jam 14.00-17.00 sore. Kalau kebetulan pada jam-jam tersebut ada jentik di genangan air, tempat itu punya risiko besar terkena demam berdarah," kata Peneliti Perubahan Iklim dan Kesehatan Lingkungan UI tersebut saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu.
Budi mengatakan nyamuk aedes aegypti akan beristirahat di daerah kebon atau dedaunan di luar jam aktif tersebut.
Masyarakat diharapkan menutup semua pintu agar nyamuk tidak bebas memasuki ruangan dan menemukan tempat penampungan air untuk berkembang biak.
Pada musim pancaroba, Budi menjelaskan penyakit demam berdarah memang menjadi yang paling banyak diderita, bahkan jumlah kasusnya meningkat selama dua bulan terakhir.
Suhu yang sering berubah-ubah, yakni panas pada siang hari kemudian hujan pada malam hari menyebabkan daya tahan tubuh seseorang melemah.
"Suhunya terkadang panas sekali, kemudian hujan sehingga tubuh seseorang seringkali tidak bisa menangkal bakteri atau virus yang biasa ditoleransi," kata Budi.
Menurutnya, pengetahuan masyarakat akan pemberantasan sarana nyamuk (PSN) diperlukan, seperti mengganti air dalam wadah dispenser sesering mungkin agar tidak ada jeda bagi hentik nyamuk untuk berkembang biak.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016